Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Doa untuk Turkiye dan Suriah

Kompas.com - 08/02/2023, 05:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 7 Februari 2023 pagi, dari sebuah kamar di tepi selat Bosporus sisi Eropa saya menyaksikan betapa indah salju turun di Istanbul, Turki yang kini telah resmi minta disebut sebagai Turkiye.

Masyarakat Istanbul gembira menyambut turun salju sebagai kesempatan menikmati indahnya musim dingin dengan pakaian musim dingin terbuat dari bahan wool sampai kashmir berwarna-warni aneka corak dan gaya.

Namun suasana serba putih penuh kebahagiaan itu mendadak menjadi kelabu penuh keprihatinan mengingat sehari sebelumnya, pada dini hari tanggal 6 Februari 2023 telah terjadi gempa bumi skala Richter 7,8 menghantam kawasan Turkiye Tenggara perbatasan Turkiye-Suriah.

Gempa bumi tersebut termasuk terbesar di kawasan Anatolia sejak tahun 1939.

Data terakhir korban gempa di Turkiye dan Suriah, sudah lebih dari 5.000 korban jiwa ditemukan tertimbun puing-puing bangunan serta puluhan ribu korban luka-luka yang jumlahnya terus bertambah.

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan resmi memaklumatkan negara, bangsa dan rakyat Turkiye berada di dalam suasana belasungkawa nasional serta siaga gawat-darurat tahap tertinggi mengingat tidak tertutup kemungkinan terjadi gempa susulan.

Keindahan salju yang turun di Istanbul sama sekali tidak terasa di Turkiye Tenggara perbatasan Suriah.

Cuaca dingin di bawah nol derajat Celsius ditambah dengan hujan lebat dan angin bagai secara mengerikan menambah beban derita masyarakat yang terdampak gempa bumi dahyat di Turkiye Tenggara.

Derita sengsara rakyat terdampak gempa masih diperparah dengan matinya aliran listrik maupun air minum terdampak gempa bumi di tengah suasana gelap-gulita di dini hari musim dingin di mana matahari baru terbit sekitar jam delapan pagi.

Masyarakat tidak berani kembali masuk ke rumah masing-masing akibat khawatir bangunan retak akan runtuh. Mayoritas warga berlindung ke dalam masjid-masjid yang masih tegar berdiri tak terdampak gempa.

Yang paling menderita adalah anak-anak kecil yang tidak sadar atas apa yang terjadi pada diri mereka. Sejauh ini KBRI Ankara menginformasikan bahwa tidak ada warga Indonesia jatuh sebagai korban tewas gempa dahsyat tersebut.

Syukur alhamdullilah, terberitakan oleh berbagai kantor berita maupun medsos bahwa pemerintah Turkiye telah maksimal mengerahkan segenap daya kemampuan untuk menolong para korban dan puluhan negara termasuk Amerika Serikat di garda terdepan siap mengirimkan bantuan dana, obat-obatan, alat-alat berat penggali puing serta tenaga medis ke Turkiye Tenggara.

Saya tidak berdaya apa pun kecuali bersujud demi berdoa memohon perkenan Yang Maha Kuasa menganugerahkan karunia dan berkah kekuatan lahir-batin kepada masyarakat Turkiye Tenggara dan Suriah Utara dalam menghadapi bencana alam dahsyat yang tak terduga oleh siapapun sebelumnya tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com