OTAK saya tumpul maka saya ingin menajamkannya. Demi mengasah otak tumpul saya, gemarlah saya bermain dengan logika yang terkandung di dalam apa yang disebut sebagai paradoks, yang sampai kini saya masih gagal menemukan alih bahasa ke Indonesia secara akurat.
Alih-alih makin tajam, malah otak tumpul saya makin tumpul gegara diasah dengan logika yang terlibat di dalam apa yang disebut sebagai paradoks. Terutama paradoks ciptaan Zeno tentang Achilles abadi berlomba lari melawan kura-kura.
Akibat logika saya tumpul akibat otak saya tumpul maka mohon dimengerti untuk dimaafkan bahwa menurut tafsir tumpul saya paradoks Zeno tentang Achilles dan kura-kura pada hakikatnya absurd alias mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada untuk dipaksakan menjadi ada padahal sebenarnya tidak ada.
Memang harus diakui bahwa saya sudah sering berjumpa dengan kura-kura. Namun saya memang belum pernah berjumpa dengan Achilles, maka belum pernah sempat bertanya tentang apakah benar tokoh mitologi Yunani ini pernah mengalami gagal menang dalam lomba lari melawan seekor kura-kura.
Meski belum pernah bertanya apalagi menyaksikan Achilles kalah dalam lomba lari melawan kura-kura, saya merasa yakin selamban-lamban Achiless berlari pada kenyataan mustahil Achiless tidak berhasil mengalahkan seekor kura-kura yang paling atletis maka paling cepat berlari pada sebuah lomba lari!
Semula saya tidak tahu kenapa Zeno yang konon cerdas dan cendekia itu bisa sedemikian entah apa dan bagaimana sehingga menggagas kisah paradoks Achiless kalah dalam lomba lari melawan kura-kura.
Makin parah lagi bahwa paradoks Zeno tersebut dibenarkan oleh para matematikawan dan para logikawan dengan berbagai rumusan yang sedemikian rumit sehingga malas saya membantah maka lebih bijak membenarkannya saja.
Baru setelah saya mempelajari apa kata Albert Einstein tentang ruang dan waktu maupun ruang-waktu saya tersadar bahwa pada kisah Achilles gagal mengalahkan kura-kura dalam lomba lari sebenarnya Zeno berikhtar menyadarkan kita semua bahwa ruang dan waktu adalah dua unsur saling beda satu dengan lainnya.
Di dalam ruang, manusia bisa saling mendahului namun di dalam waktu mustahil bisa manusia bisa saling mendahului.
Manusia yang lebih muda usia mustahil akan mampu mendahului dalam arti menjadi lebih tua usia ketimbang manusia yang sudah terlanjur lebih tua usia.
Kecuali apabila sudah ada mesin waktu yang bisa memutar balik waktu seperti mobil DMC DeLorean di dalam serial film “Back To The Future”.
Maka tidak ada manusia secara waktual mampu mendahului sesama manusia yang lebih tua usia. Sama halnya mustahil Achilles mampu mendahului kura-kura yang merangkak di depannya.
Naskah ini absurd? Benar banget sebab penjelasan tentang sesuatu yang absurd memang terjamin akan makin lebih absurd seperti upaya penjelasan tentang absurditas pemikiran Samuel Beckett di dalam teater absurd “Menunggu Godot”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.