Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil, Atalia Praratya, dan Mengenal Apa Itu Dinasti Politik...

Kompas.com - 03/02/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diketahui telah memberikan restu agar istrinya Atalia Praratya dapat maju ke dunia politik dengan mengikuti bursa calon wali kota (cawalkot) Bandung.

Pernyataan ini muncul usai Ridwan Kamil bergabung menjadi kader Partai Golkar jelang pelaksanaan pemilihan umum 2024.

Diberitakan sebelumnya, nama Atalia Praratya menempati posisi tertinggi dengan 18,8 persen dalam hasil survei Indonesia Politics Research & Consulting (IPRC) pada periode 20-30 Juli 2022.

Baca juga: Langkah Bobby Nasution Menuju Pilkada Medan 2020...

Atalia sendiri belum berniat masuk partai meski suaminya telah bergabung dengan Golkar.

Kendati demikian, tak menutup kemungkinan dirinya akan mengikuti jejak suaminya menjadi kader partai. Namun, hal itu harus dipertimbangkan secara matang.

"Tapi kalau pun saya harus masuk kuning maka harus pertimbangannya sangat masak sekali. Karena sejauh ini hati saya masih ke dunia sosial dan kemanusiaan," katanya dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/2/22023).

Baca juga: Ketika Dinasti Politik Semakin Menguat...


Baca juga: Jadi Kader Golkar, Ini Profil dan Sepak Terjang Ridwan Kamil

Lantas, apa yang terjadi, politik dinastikah? 

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya.KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat melihat pernyataan Ridwan Kamil yang membolehkan istrinya untuk berpolitik merupakan sebuah upaya untuk mendulang suara bagi partai politik.

Menurutnya, Ridwan Kamil populer di media sosial. Banyak orang menyukainya sehingga berpotensi tinggi mendatangkan suara pemilih.

Kepopuleran ini dapat dia gunakan dengan mengangkat nama sang istri Atalia Praraya untuk mendatangkan suara yang lebih banyak bagi parpol.

"Dia bisa meng-endorse istrinya, Jadi banyak orang yang suka, jadi bisa terpilih. Ada efek menarik pemilih," jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (1/1/2023).

Baca juga: Bukan ke Demokrat dan PKS, Ini Alasan Surya Paloh Lebih Memilih Temui Golkar

Cecep menambahkan, partai politik tentu ingin mendapatkan suara yang tinggi di pemilu. Untuk itu, butuh sosok tokoh yang akan menarik suara.

Tokoh penarik suara ini bisa diambil dari orang terkenal, berduit, maupun anak atau keluarga dari pemimpin sekarang.

Menurutnya, parpol akan memliki suara tinggi jika ada tokohnya yang populer, disukai banyak orang, dan banyak dipilih publik.

"Mereka (orang dalam dinasti politik) punya sumber daya (untuk dipilih). Tidak ada aturan (larangan dinasti politik) karena semua orang memiliki hak politik," lanjutnya.

Baca juga: Mengapa Marak Fenomena Artis Terjun ke Politik?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com