Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Marak Penipuan Modus Undangan Pernikahan Digital, Begini Cara Bedakan yang Asli dan Palsu

Kompas.com - 02/02/2023, 19:43 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Modus penipuan surat digital undangan pernikahan yang disebarkan melalui pesan singkat cukup meresahkan masyarakat pada beberapa waktu terakhir.

Dalam aksinya itu, pelaku penipuan menyematkan dokumen aplikasi APK—format file aplikasi untuk ponsel Android—dengan nama surat undangan digital pernikahan. Jika tak jeli, penerimanya tak akan tahu kalau dokumen yang di-share merupakan undangan palsu yang digunakan untuk membobol data pribadi korban dan mengakses data perbankan.

Agar terhindar dari modus penipuan berkedok undangan digital palsu, masyarakat diimbau untuk semakin cermat dan waspada, serta meningkatkan literasi digital. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk dapat membedakan file undangan pernikahan digital asli dan yang palsu.

Merespons fenomena tersebut, konsultan resepsi pernikahan Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya pun angkat bicara.

Baca juga: Mengenal Sniffing, Modus Penipuan File APK Berkedok Undangan Pernikahan, Tagihan BPJS, sampai Resi Kurir

Yogy mengatakan, file undangan pernikahan digital asli lazimnya tidak berbentuk APK dan hanya dikirimkan oleh orang-orang terdekat.

"Hal pertama yang perlu dipastikan dalam menerima pesan singkat berisi undangan digital adalah pengirimnya harus dari pihak pengantin sendiri atau orang terdekat dari pengantin. Artinya, nomor pengirim pesan sudah dikenali atau tersimpan di ponsel,” ujar Yogy dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Lebih lanjut, Yogy juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka file undangan digital pernikahan dari nomor yang tidak dikenal.

Yogy menjelaskan, surat undangan digital pada dasarnya merupakan dokumen yang bersifat personal atau intim.

Baca juga: Ciri-ciri Modus Penipuan Sniffing Berkedok Kurir Paket Kirim Foto

Karena itu, undangan tersebut hanya akan disampaikan oleh calon pengantin atau keluarga terdekat yang menjadi tuan rumah acara pesta pernikahan.

"Ciri-ciri undangan asli salah satunya adalah dikirimkan pihak pengantin atau keluarga pengantin. Selian itu, dapat dikirimkan oleh keluarga terdekat atau ring pertama, seperti orang tua, kakak, atau adik pihak mempelai," ungkapnya.

General Marketing (GM) Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya (kiri) bersama Chief Executive Officer (CEO) Ohana Enterprise Peter Chandra Gunawan (kanan) dalam pameran pernikahan Ohana Wedding Festival (OWF) 2023 yang digelar Ohana Enterprise di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Sabtu (14/1/2023).Dok. KOMPAS.com/Yakob Arfin General Marketing (GM) Ohana Enterprise Yogy Rulan Wijaya (kiri) bersama Chief Executive Officer (CEO) Ohana Enterprise Peter Chandra Gunawan (kanan) dalam pameran pernikahan Ohana Wedding Festival (OWF) 2023 yang digelar Ohana Enterprise di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan (Tangsel) Banten, Sabtu (14/1/2023).

Tren undangan pernikahan digital

Yogy menuturkan, undangan pernikahan digital mulai ngetren sejak pandemi Covid-19 pada awal 2020. Undangan nikah yang dikirim secara digital dinilai lebih praktis ketimbang mengirim undangan fisik secara langsung.

"Saat itu, masyarakat menghindari berbagai hal yang berkaitan dengan kontak fisik agar terhindar dari paparan Covid-19, termasuk (menghindari) undangan fisik. Selain itu, undangan pernikahan digital lebih praktis dan sistematis," jelasnya.

Baca juga: Ribuan Tamu Hadiri Pernikahan Kiky Saputri, Praktisi Pernikahan: Undangan Tamu Pernikahan Alami Tren Peningkatan

Selain itu, imbuh Yogy, tak sedikit pula masyarakat yang beranggapan bahwa membuat undangan digital lebih efisien sehingga dapat menghembat biaya pernikahan. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan mencetak dan mengirim undangan fisik.

Meski begitu, menurut Yogy, selisih biaya pembuatan undangan pernikahan digital dengan undangan fisik tidak terpaut jauh.

Terlebih, undangan fisik masih dipandang perlu mengingat kultur ketimuran yang dipegang masyarakat Indonesia.

Menurutnya, undangan fisik membuat pihak penerima merasa terhormat secara psikologis.

Baca juga: Intip Suvenir Viral Resepsi Kaesang-Erina yang Mejeng di Pameran Pernikahan OWF 2023

"Masyarakat Indonesia masih memegang nilai dan budaya ketimuran, sopan santun, dan tata krama. Undangan pernikahan masih ada yang harus dicetak sedemikian rupa. Bahkan, terkadang untuk keluarga inti, ada pula yang dicetak dengan desain khusus sebagai simbol penghormatan," ungkapnya.

Yogy menambahkan, tidak sedikit orangtua dari para calon pengantin yang tetap menginginkan adanya undangan berbentuk cetak. Kegiatan pengiriman undangan nikah secara fisik pun dijadikan momentum penting bagi orangtua untuk bertamu dengan kerabat.

"(Undangan fisik) masih dikaitkan dengan nilai kesopanan dan menghargai orang lain. Calon mempelai bahkan harus datang langsung ke rumah kerabat dan  bertamu secara langsung saat memberikan undangan," kata Yogy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pintu Kayu di Film Titanic Dilelang dan Laku Rp 11 Miliar, Apa Spesialnya?

Pintu Kayu di Film Titanic Dilelang dan Laku Rp 11 Miliar, Apa Spesialnya?

Tren
Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Capai Rp 271 Triliun, Berikut Rincian Penghitungan Kasus Korupsi Timah di Bangka Belitung

Tren
Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Beredar Kabar Dugaan Calo Tiket Mudik dari Pejabat KAI, Ini Kata KAI

Tren
10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

10 Negara Terkuat di Dunia 2024, Amerika Serikat Masih Kokoh di Puncak

Tren
The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

The Simpsons Disebut Sudah Memprediksi Runtuhnya Jembatan Baltimore, Bagaimana Faktanya?

Tren
Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Hindari Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat, Ini 3 Alasannya

Tren
7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

7 Daftar Pelanggaran Etik yang Terbukti Dilakukan Anwar Usman

Tren
9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

9 Cara untuk Menyampaikan Rasa Cinta Kepada Kucing Peliharaan

Tren
Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Tren
Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Resmi, Indonesia-Singapura Berlakukan Perjanjian Ekstradisi Buronan

Tren
RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

RUU DKJ Resmi Disahkan Jadi UU, Jakarta Sudah Tak Lagi Jadi Ibu Kota?

Tren
Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Resmi, Masa Jabatan Kepala Desa Maksimal 8 Tahun, Berlaku Mulai Kapan?

Tren
Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Pemerintah Resmi Tidak Naikkan Tarif Listrik April-Juni 2024, Ini Alasannya

Tren
7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

7 Poin Penting dalam UU DKJ, Salah Satunya Mengatur soal Pemilihan Gubernur dan Wakilnya

Tren
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Diduga Culik dan Peras Penumpang Rp 100 Juta di Jakarta Barat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com