Tujuannya untuk menumbuhkan karakter keluarga barunya.
Baca juga: Daftar Keluarga Presiden Jokowi, Mulai dari Anak, Cucu, hingga Menantu
Sebab, jika mertua dan menantu hidup dalam satu atap, besar kemungkinan akan terjadi perselisihan kekuasaan.
"Kalau ada mertua perempuan dengan menantu perempuan (dalam satu rumah), pasti akan ada persaingan kekuasaan di situ," kata dia.
Sebaliknya, jika menantunya laki-laki tinggal bersama dengan mertua perempuan, muncul persepsi yang berbeda.
Menurut Astrid, persepsi itu berupa anggapan bahwa menantu laki-laki dinilai memiliki nilai lebih daripada perempuan.
"(Dalam) keluarga konvensional ini, menantu laki-lakinya itu dianggap tulang punggung keluarga," terang Astrid.
Hal tersebut membuat menantu laki-laki akan berusaha mengayomi kebutuhan keluarga sehingga isterinya akan memiliki pandangan yang selaras dengan ibunya.
Kendati dekimian, keadaan ini tetap menimbulkan perasaan tidak nyaman dan tidak bebas bagi menantu laki-laki karena harus tinggal bersama mertuanya.
Fenomena di mana perempuan lebih sulit diterima oleh keluarga laki-laki kemungkinan juga bisa disebabkan oleh belenggu budaya patriarki di Indonesia.
"Budaya kita itu mengusung budaya patriarki di mana seolah-olah tampaknya posisi laki-laki itu lebih superior daripada perempuan," terang Astrid.
Bahkan hingga saat ini, budaya tersebut masih menjamur di Indonesia.
Hal itu membuat kesetaraan gender masih menjadi PR besar bagi masyarakat Tanah Air.
"Ketika seseorang dalam keluarga mendapatkan menantu laki-laki, itu seolah-olah mereka mendapatkan nilai yang lebih besar ketimbang mendapatkan anak perempuan," katanya.
Fenomena itu membuat laki-laki lebih sering dihargai daripada perempuan.
Padahal, menurut Astrid, sebaiknya kita tidak membentuk persepsi bawa nilai laki-laki lebih tinggi dari nilai perempuan.
Sebab, hal itu bisa memicu adanya risiko bahwa perempuan lebih mudah diremehkan dan menjadi korban kekerasan dibandingkan laki-laki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.