Penolakan Arema FC di Magelang dilakukan oleh sekelompok suporter yang berempati terhadap Aremania selepas tragedi Kanjuruhan.
Suporter di Magelang meminta manajemen klub untuk memperjuangkan keadilan bagi korban tragedi Kanjuruhan dan Aremania.
Diberitakan Kompas.com (15/12/2022), aksi protes ini sempat diperbincangkan pengguna Twitter hingga menjadi trending topic.
PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) kemudian memindahkan venue pertandingan Arema FC vs Persita Tangerang ke Stadion Manahan, Solo.
Baca juga: Mengapa Sepak Bola Kerap Diwarnai Kerusuhan?
Arema FC yang dilarang bertanding di Stadion Kanjuruhan menjadi kebingungan untuk mencari home base selama mengarungi Liga 1.
Stadion Jatidiri, Semarang yang semula direncanakan menjadi markas sementara pada akhirnya tidak dapat ditempati oleh Arema FC.
Dilansir dari Kompas TV, gagalnya Stadion Jatidiri sebagai kandang Arema FC selama musim ini disebabkan oleh aksi protes di Semarang.
Protes dilayangkan oleh supoter fanatik PSIS Semarang, Panser Biru, yang merasa keberatan markas andalan mereka digunakan Arema FC.
"Kami menolak keras Arema ber-home base di Semarang. Kami sesama suporter merasakan rasa yang sama Aremania belum mendapatkan keadilan," tulis Panser Biru dalam sebuah surat terbuka, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: 10 Klub Sepak Bola Termahal di Dunia 2022
Selain insiden di atas, bus yang ditumpangi Arema setelah bertanding melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Kamis (27/1/2023) dilempari orang tak dikenal.
Insiden tersebut menyebabkan kaca bus menjadi pecah dan timbul kepanikan di antara pemain dan tim pelatih yang berada di dalamnya.
Kaca bus yang pecah berserakan di kursi penumpang sampai-sampai pemain dan tim pelatih Arema FC duduk di atas sandaran seat supaya terhindar dari lemparan batu.
Dari video yang beredar, situasi di dalam bus terasa mencekam dan terdengar suara pemain Arema FC yang mengecam pelaku pelemparan batu.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengonfirmasi bahwa telah terjadi penyerangan terhadap bus Arema FC.
Ia menyampaikan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan dan mengecek CCTV di sepanjang jalan yang dilewati bus Arema FC untuk mengidentifikasi pelaku pelemparan batu.
"Masuk di wilayah Sleman (penyerangan), kita masih sidik. CCTV dikumpulkan titik paling tepat di mana berdasarkan CCTV," ujar Suwondo dikutip dari Kompas.com (27/1/2023).
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Gas Air Mata Kedaluwarsa?