KOMPAS.com - Sayuran merupakan salah satu kunci makanan yang harus dikonsumsi agar tubuh tetap sehat.
Menurut Kementerian Kesehatan, bahan pangan dari tumbuhan ini menjadi sumber penting dari banyak nutrisi, termasuk potasium, asam folat, serat, vitamin A, E, dan C.
Sayuran juga mengandung sedikit kalori, sehingga merupakan pilihan sehat bagi orang yang ingin mengontrol berat badan maupun menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, tak heran jika seruan untuk makan sayur amat sering terdengar.
Namun ternyata, tak semua orang bisa mengonsumsi sembarang sayuran.
Pasalnya, terdapat beberapa alasan kesehatan untuk tidak mengonsumsi sayuran.
Baca juga: Sayuran Pantangan Ibu Hamil, Apa Saja?
Penulis dan pakar diet dari Rumah Sakit Weill Cornell Medical Center NewYork-Presbyterian, Alissa Rumsey, menjelaskan beberapa kondisi kesehatan yang sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran.
Berikut beberapa alasan kesehatan tersebut, seperti dikutip laman Everyday Health:
Setiap atlet dengan latihan intens dalam waktu yang lama seperti pelari membutuhkan makanan yang mudah dicerna.
Sebab apabila makanan tidak benar-benar dicerna, akan menyebabkan perut tidak nyaman dan diare.
Untuk itu, Rumsey menyarankan agar menghindari konsumsi serat tinggi seperti brokoli beberapa jam sebelum latihan atau berolahraga.
Sebagai gantinya, Rumsey merekomendasikan karbohidrat yang mudah dicerna, seperti roti dengan selai kacang, pisang, atau sereal dengan susu.
Setelah operasi gastrointestinal atau saluran pencernaan, seperti reseksi usus, sebagian besar pasien tidak boleh mengonsumsi sayuran selama dua sampai enam minggu.
Pasalnya, tak makan sayur akan membantu mengurangi serat yang melalui usus.
Setelah kurun waktu dua sampai enam minggu, barulah pasien boleh makan sayur secara bertahap.
Baca juga: 4 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung, Apa Saja?