KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal.
Seseorang mengalami darah tinggi atau hipertensi jika tekanan darah pada dua hari berbeda di atas 130 mmHg untuk sistolik dan/atau 80 mmHg untuk diastolik.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah ditulis dalam dua angka, yakni sistolik dan diastolik.
Sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkonstraksi atau berdenyut. Sementara diastolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara setiap denyut.
Baca juga: Gejala Hipertensi pada Remaja dan Cara Mengatasinya
Hipertensi merupakan kondisi medis serius yang bisa meningkatkan risiko penyakit mematikan seperti penyakit jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya.
Hipertensi jika tidak segera ditangani dengan benar maka akan menimbulkan berbagai komplikasi hingga menyebabkan kematian.
Berikut beberapa komplikasi yang bisa disebabkan tekanan darah tinggi.
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. Tekanan darah yang berlebihan dapat mengeraskan arteri, mengurangi aliran darah, dan oksigen ke jantung.
Tekanan yang meningkat dan berkurangnya aliran darah ini dapat menyebabkan nyeri dada, juga disebut angina.
Hipertensi dapat memicu serangan jantung ketika suplai darah ke jantung tersumbat dan sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah tersumbat, semakin besar kerusakan pada jantung.
Hipertensi juga bisa menyebabkan gagal jantung. Hal ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ tubuh vital lainnya.
Detak jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian yang parah. Kebanyakan orang yang terserang stroke juga memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Hal ini karena hipertensi dapat menyebabkan pecah dan menyumbat arteri yang memasok darah dan oksigen ke otak hingga menyebabkan stroke.
Dilansir Kompas.com, (22/8/2020), hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada ginjal yang berujung pada gagal ginjal. Hal ini disebabkan karena ginjal gagal dalam mengatur jumlah garam dan air dalam tubuh.
Apabila penderita gagal ginjal menjalankan perawatan cuci darah, biasanya tekanan darahnya sudah dapat dikendalikan.
Tapi, pada sebagian penderita gagal ginjal tetap harus minum obat untuk mengendalikan darah tinggi atau menjaga tekanan darah tetap normal.
Baca juga: Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Dilihat dari Warna Lidah, Ini Tandanya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.