KOMPAS.com - Unggahan foto menggambarkan seorang wanita atau ibu yang diduga mengerok punggung seorang bayi viral di media sosial, Twitter.
Unggahan foto tersebut diposting oleh akun ini pada Kamis (26/1/2023).
"Anak bayik dikerokin anteng bgt klo yg Laen mah udah ngereog #Goodboy," tulisnya.
Hingga Jumat (27/1/2023) siang, unggahan foto itu telah di re-tweets sebanyak 838 dan disukai 15.500 warganet.
https://mobile.twitter.com/convomf/status/1618447487261642752
Baca juga: Ramai soal Kena Angin Duduk, Bolehkah Dikerok?
Lantas, bolehkah punggung anak bayi "dikerokin"?
Di Indonesia, kerokan umumnya dilakukan untuk mengatasi gejala masuk angin pada seseorang.
Kerokan dilakukan dengan menggosokkan benda tumpul, seperti pinggiran uang logam ke kulit bagian punggung.
Sekilas, tindakan ini dilakukan untuk tujuan baik agar tidak masuk angin. Tapi, bagaimana jika orang yang kerokan adalah seorang bayi?
Baca juga: Muncul Tanda Lahir di Wajah Bayi, Apakah Bisa Dihilangkan?
Menurut dokter spesialis anak Prof Soedjatmiko, bayi yang punggungnya dikerokin bisa menimbulkan bahaya.
"Kulit bayi masih tipis," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/1/2023).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.