Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Pesawat Terindah di Islandia, Turis: Seperti Berada di Permukaan Bulan

Kompas.com - 21/01/2023, 09:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Bangkai pesawat yang jatuh akibat kecelakaan biasanya menimbulkan sensasi ngeri yang mencekam.

Namun tidak dengan bangkai pesawat yang ada di dataran glasial Sólheimasandur di Islandia Selatan.

Dilansir dari Iceland Magazine, bangkai pesawat di Sólheimasandur ini menarik perhatian warga dunia dan sudah berulang kali masuk film Bollywood, beberapa iklan TV dan video musik, film dokumenter Sigur Rós tahun 2007, dan juga masuk dalam video klip Justin Bieber.

Komposisi dari badan pesawat yang sudah usang dan tercabik dengan pasir hitam di bawahnya, adalah yang menarik perhatian banyak orang.

Di malam hari, bangkai pesawat bahkan akan dilengkapi dengan Aurora Borealis atau cahaya utara yang menari-nari di angkasa.

Dikutip dari Guide to Iceland, warga lokal mengatakan bahwa pemandangan mirip petualangan di kisah fiksi ilmiah yang ada itulah yang menarik perhatian ratusan fotografer dari seluruh penjuru dunia.

Para turis bahkan menyebut, berada di sana, layaknya berada di permukaan Bulan.

Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!


Kisah jatuhnya pesawat

Masih dari Iceland Magazine, bangkai pesawat di Sólheimasandur adalah pesawat Angkatan Laut milik Amerika Serikat. 

Menurut catatan resmi AS, kecelakaan itu terjadi pada tanggal 24 November 1973.

Namun data tersebut disanggah oleh otoritas Islandia, karena kecelakaan tercatat terjadi pada tanggal 21 November 1973 petang, seperti yang dilaporkan oleh media lokal dan laporan saksi mata.

Penyebab kecelakaan masih belum jelas. Tapi teori paling populer tentang penyebab kecelakaan adalah karena pesawat kehabisan bahan bakar saat terjadi badai, setelah pilot secara tidak sengaja mengganti tangki bahan bakar yang salah.

Sore itu, pesawat kembali ke Keflavík dari kota Höfn di Fyord Hornafjörður, di Islandia Tenggara.

Di tengah perjalanan, pesawat terjebak dalam badai, dengan suhu turun hingga di bawah -10 celsius, lengkap dengan kabut tebal dan hembusan angin kencang disertai hujan es.

Baca juga: Kisah Rumah Terpencil di Dunia di Pantai Selatan Islandia

Kapten James Wicke yang ditemani co-pilotnya, Gregory Fletcher, masih dalam pelatihan dan baru terbang 21 jam dengan pesawat jenis itu.

Ketika badai menghantam, kedua mesin pesawat tiba-tiba mati dan menyebabkan pesawat mulai kehilangan ketinggian. Kabut tebal mempersulit keadaan, Wicke dan Fletcher bahkan tidak bisa melihat ujung sayap.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com