Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kecerdasan Artifisial Alih Bahasa Satwa

Kompas.com - 10/01/2023, 06:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SADAR bahwa diri sendiri tidak mampu maka saya kagum terhadap kemampuan para pembuat program kecerdasan artifisial untuk mengalih-bahasakan sebuah naskah, bahkan buku dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa bukan Indonesia. Atau sebaliknya.

Namun sejauh jangkauan pengetahuan dangkal saya sendiri, saya tidak tahu apakah sudah ada program kecerdasaan artifisial untuk menerjemahkan bahasa anjing Ibu Ayla yang bernama Ceko ke dalam bahasa Indonesia.

Secara naluriah manusia memang senantiasa ingin bisa berkomunikasi dengan satwa seperti tersirat dan tersurat di dalam kisah Santo Fransiskus Asisi, Dr. Doolitle, Anglingdarma, Aquaman, dan Antman.

Pada 2013, sang maestro etolinguis kini guru besar emeritus di Universitas Northern Arizona, Profesor Con Slobodchikoff (waduh susah banget nulis nama penuh konsonan maka selanjutnya saya mohon ijin untuk menyingkat menjadi Prof. Slob) meluncurkan proyek Chasing Doctor Dolittle: Learning the Language of Animals melakukan penelitian terhadap bahasa satwa dengan menggunakan artificial intelligence untuk memahaminya.

Sejauh ini Prof. Slob yakin bahwa dalam waktu maksimal sepuluh tahun lagi dengan dukungan AI, manusia akan mampu efektif berkomunikasi dengan satwa dalam bahasa yang bersama disepakati secara bilateral!

Prof. Slob cermat mengamati etologi prairie dog di Amerika Utara yang ternyata memiliki sistem bahasa setara kompleks dengan manusia untuk saling berkomunikasi dengan sesama jenis maka yakin bahwa manusia mampu mempelajari bahasa satwa untuk berkomunikasi dengan satwa dengan dukungan artificial intelligence.

Para lebah memiliki bahasa tarian dilengkapi bahasa dengung sayap untuk saling berkomunikasi antarlebah mirip para buzzer berbayar atau freelancer saling berkomunikasi dengan sesama profesi dan sesama kubu politik.

Prof. Slob yakin bahwa setiap anjing pada dasarnya mengerti bahasa manusia, namun tidak mampu melafalkannya secara verbal seperti manusia karena organ mulut mereka tidak memiliki bentuk dan sistem mekanisme yang sama dengan manusia.

Maka jika saya menyalak balik ke Ceko terbukti Ceko tidak suka sebab lafal salakan saya tidak bisa dimengerti oleh Ceko apalagi akibat lidah saya cedal.

Ibu Ayla terbukti lebih mampu memahami Ceko meski tanpa dukungan komputer alih bahasa satwa akibat Ibu Ayla mengerti bahasa Ceko dan terutama sebab Ibu Ayla tulus menyayangi Ceko.

Program komputer alih bahasa satwa bisa membantu para penyayang binatang dan para peternak lebih mampu memahami apa sebenarnya yang dikehendaki oleh satwa.

Dengan lebih mampu memahami kehendak satwa, maka manusia bisa lebih mampu merawat, memelihara dan menyayangi satwa yang hidup bersama dengan manusia selaras dengan kesatwaan yang adil dan beradab.

Apabila manusia memiliki hak asasi untuk hidup sesuai kehendak diri masing-masing pada hakikatnya satwa juga.

Manusia dan satwa sebagai sesama mahluk ciptaan Yang Maha Kuasa sama-sama memiliki hak asasi demi hidup bersama secara bukan disharmonis namun justru harmonis.

Kasus satwa menyerang bahkan membunuh manusia tidak sesering terjadi seperti manusia menyerang dan membunuh satwa yang lazimnya terjadi akibat miskomunikasi antara satwa dan manusia. Lazimnya satwa tidak mengganggu apabila tidak diganggu oleh manusia.

Dengan komputer alih-bahasa satwa, diharapkan para pembenci satwa dan para pembinasa satwa sekadar sebagai hiburan atau petualangan dapat lebih memahami amanat penderitaan satwa.

Dengan kecerdasan artifisial, para penggusur juga bisa lebih memahami bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan amanat penderitaan rakyat tergusur.

Insya Allah, setiap insan manusia berkenan menunaikan jihad al nafs menaklukkan hawa nafsu diri sendiri masing-masing demi bersama menghentikan angkara murka pelanggaran Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati para anggota PBB termasuk Indonesia sebagai pedoman pembangunan infrastruktur abad XXI tanpa merusak alam maupun menyengsarakan mahluk hidup yang hidup bersama di planet bumi yang cuma satu bahkan satu-satunya di alam semesta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com