KOMPAS.com - Di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat terdapat sebuah bangunan beton sederhana.
Bangunan itu merupakan Orfield Laboratories yang menyimpan sebuah ruangan yang disebut sebagai ruang paling sunyi di dunia.
Keheningannya bahkan disebut melampaui batas persepsi manusia.
Ruangan tersebut memang dirancang dengan mahal agar tidak bergema dan secara teknis disebut "anechoic chamber".
Ketertarikan publik terhadap ruangan itu meledak sekitar 10 tahun lalu, ketika diangkat dalam sebuah artikel di The Daily Mail berjudul The Longest Anyone Can Bear Earth’s Quietest Place is 45 Minutes.
"Anda akan mendengar detak jantung Anda. Di ruang anechoic, Anda menjadi suara," kata pemilik ruangan itu, Steven J Orfield.
Artikel itu melaporkan, tidak ada yang pernah bertahan berada di dalam ruangan itu lebih dari 45 menit.
Dalam satu dekade sejak itu, legenda tersebut telah disebarluaskan, dan kadang-kadang lebih jauh dihiasi dengan detail tentang halusinasi yang disebabkan oleh kondisi ruangan yang ada.
Baca juga: Melihat Ekstremnya Jalan Yungas, Jalan Paling Berbahaya di Dunia
Awal 2022, masyarakat secara spontan melalui TikTok dan YouTube saling meyakinkan bahwa ruangan itu dibuat sebagai undangan untuk berkompetisi.
Layaknya sebuah kompetisi sungguhan, seseorang akan memberi hadiah uang tunai mencapai Rp 109 miliar bagi pengunjung yang mampu menghabiskan beberapa jam sendirian di ruang anechoic.
Sejak saat itu, Orfield Labs dibombardir dengan panggilan telepon dan email dari orang-orang yang menuntut kesempatan memenangkan uang, dikutip dari The New York Times.
Seseorang di dalam ruang anechoic tidak akan mendengar apa-apa.
Sebagai informasi, tubuh manusia pada dasarnya terus bergerak, menghirup dan mengeluarkan udara, mengatur anggota tubuh ke posisi baru, serta memompa darah.
Aktivitas itu terus-menerus menciptakan suara, meski kita tidak dapat mendengarnya di kehidupan sehari-hari.
Lingkungan yang dianggap ultraquiet biasanya sedikit lebih keras daripada ambang batas pendengaran manusia, yaitu sekitar nol desibel, sementara ruang baca perpustakaan dapat mencapai 40 desibel.