Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2023, 11:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GEMPA bumi di Cianjur, Jawa Barat, jelang akhir tahun 2022 menyebabkan lebih dari 600 orang tewas. Mereka umumnya tertimpa bangunan roboh dan tanah longsor.

Korban jiwa saat gempa dapat dihindari jika bangunan dibangun dengan memperhitungkan kekuatan gempa yang mungkin akan terjadi, selain tentu letak bangunan tidak berada tepat di atas atau dalam radius daerah patahan.

Namun fakta dari lapangan (Cianjur) menjukkan, banyak bangunan yang berada jauh dari jalur patahan tetapi tidak mampu memikul beban gempa. Banyak bangunan roboh dan menimpa manusia yang ada di dalamnya.

Baca juga: Ingin Membangun Rumah Tahan Gempa? Perhatikan 5 Hal Ini

Kesiap-siagaan terhadap gempa bumi harus terus ditingkatkan, mulai dari level kesadaran akan keberadaan kita di daerah rawan gempa. Indonesia secara keseluruhan berada di lokasi rawan gempa.

Kita seharusnya bisa hidup berdampingan dengan kedatangan gempa bumi, yang entah kapan dan pasti selalu akan datang menyertai perjalanan hidup kita di bumi Nusantara. Namun faktanya, kesadaran masyarakat kita akan itu belum mengakar dalam berbagai lini kehidupan.

Tidak ada atau kurangnya kesadaran akan itu bisa dilihat saat masyarakat membangun rumah. Mereka umumnya lebih memprioritaskan tampilan rumah yang kasat mata, dengan mendahulukan asesories dan ornamen-ornamen bangunan yang tidak memiliki kinerja ketika gempa bumi terjadi.

Keberdaan baja tulangan dan kualitas benton serta konstruksi yang benar, yang tidak kasat mata, justru  diabaikan. Padahal, faktor-faktor itu dapat menyelamatkan kita dari kematian saat robohnya bangunan karena tidak mampu memikul beban gempa.

Indikator kesadaran serta kemampuan kita hidup berdampingan dengan gempa bumi terlihat ketika kita secara sadar membangun rumah yang memprioritaskan pemakaian bahan bangunan yang berkualitas, yaitu bahan bangunan ber-Standar Nasional Inonesia (SNI), serta memperhatikan detail konstruksi, khususnya pada sistem sambungan antarkomponen bangunan. Dua hal tersebut merupakan prinsip utama bangunan tahan gempa.

Berdasarkan data-data yang dihimpun Puslitbang Permukiman Kementerian PUPR (saat ini Bintek Permukiman dan Perumahan), sebagian besar bangunan rumah tinggal yang roboh saat terjadi gempa bumi umumnya terjadi karena dua hal itu, yakni kualitas bahan bangunan yang buruk serta sistem detail konstruksi yang salah.

Bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bila terjadi gempa besar, bangunan tersebut mungkin saja rusak tetapi tidak boleh roboh. Dengan demikian penghuninya aman berada dalam bangunan dan punya waktu untuk melakukan penyelamatan ke tempat aman.

Kerusakan bangunan dapat dikatagorikan menjadi tiga, yakni rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat. Bangunan rusak berat tidak dapat diperbaiki sehingga harus dirobohkan, sedangkan bangunan dengan kerusakan sedang dan ringan masih memungkinkan untuk diperbaiki.

Baca juga: Dosen UMM Beri Tips Membangun Rumah Tahan Gempa

Pemerintah daerah punya peran untuk membangun kesadaran masyarakat. Peran itu dapat diwujudkan dalam penerbitan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung). Pemerintah harus benar-benar memastikan standar teknis terpenuhi dalam disain bangunan.

Mari kita jaga keselamatan keluarga kita di rumah dengan membangun ruma yang memperhatikan kaidah rumah tahan gempa. Terkait kaidah itu cukup dengan mengingat dua hal, yakni kualitas bahan bangunan harus bagus dan detail kontruksi setiap komponen bangunan mesti saling terikat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com