Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menghormati Air Sumber Utama Kehidupan

Kompas.com - 30/12/2022, 08:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIGA belas tahun yang lalu, saya sedemikian terkesima oleh pesona film berjudul Avatar sebagai mahakarya James Cameron sehingga tidak mengharapkan akan ada lanjutan yang membingungkan seperti serial Star Wars atau Harry Potter.

Maka saya menyambut Avatar: The Way of Water yang dirilis menjelang akhir 2022 secara skeptis.

Terus terang saya merencanakan untuk tidur tatkala menonton Avatar II dengan durasi tiga jam dua belas menit yang dijamin pasti membosankan itu.

Namun terbukti pada kenyataan bahwa saya gagal tidur. Ternyata skeptisme saya terbantahkan oleh kenyataan bahwa Cameron berhasil kembali membuktikan kedigdayaan dirinya berkarya sinematografis secara sakti mandraguna.

Avatar II ternyata tidak kalah dahsyat ketimbang Avatar I sebagai sesama mahakarya Cameron setara dengan Godfather II tidak kalah dramatis ketimbang Godfather I sebagai sesama mahakarya Copolla.

James Cameron bersama laskar kerjanya menggarap Avatar II dengan teknologi sinematografis yang selama tiga belas tahun telah jauh berkembang dari masa Avatar I dilengkapi skenario sedemikian menggetar sukma sehingga saya gagal tidur ketika menonton film lebih dari 3 jam tanpa jeda tersebut.

Bahkan saya tidak beranjak dari kursi bioskop sampai diusir secara sopan oleh petugas bioskop karena penonton tayangan selanjutnya sudah menanti di luar ruang untuk menonton Avatar II.

Setara dengan Avatar 1, ternyata Avatar II maksimal mendayagunakan teknologi sinematografi sehingga mampu menampilkan keindahan alam khayalan gambar hidup tak kalah indah ketimbang alam kenyataan.

Saya tidak malu mengakui tersihir oleh mahakarya terbaru Cameron yang menurut selera saya yang sudah barang tentu subyektif sangat indah berhias narasi kebutuhan atas kedekatan mahluk hidup dengan alam maupun sesama mahluk hidup demi menjaga ekulubrium semesta sebagai energi utama jagad raya.

Menarik bagaimana pada Avatar I yang diperanutamakan adalah alam angkasa sementara pada Avatar II alam di dalam Samudra.

Ibarat wayang purwa maka putra Arimbi, yaitu Gatotkaca yang sakti terbang tinggi di angkasa adalah tokoh protagonis Avatar I maka putra Nagagini, yakni Antasena yang sakti menyelam di dalam samudra adalah tokoh utama Avatar II.

Bahkan kesaktian Anglingdarma mampu berkomunikasi dalam bahasa satwa dengan satwa secara telepatis juga hadir di dalam Avatar II secara mengharukan.

Secara déjà vu, kisah mahasastra Moby Dick mahakarya Melville tampil kembali pada kisah mahagambar-hidup Avatar II mahakarya Cameron.

Saya tidak mampu menahan air mata berlinang tatkala menyaksikan adegan derita satwa paus planet Pandora yang di Avatar II disebut sebagai tulkun diburu oleh manusia secara keji hanya demi kepuasan kerakusan profit belaka.

Pengalaman Cameron membuat adegan malapetaka di dalam air pada film Titanic sangat mendukung upaya mendayagunakan teknologi visual maupun auditif mengekspresikan adegan apokaliptikal kemelut tenggelamnya kapal induk manusia pemburu tulkun di Avatar II.

Bahkan Cameron tak lupa mengajak Kate Winslet ikut tampil di Avatar II sebagai semacam nostalgia terhadap film Titanic.

Secara geopolitis, Cameron menyelinapkan paham antikolonialisme dengan menampilkan peradaban masyarakat Maori sebagai kaum pribumi kawasan Pasifik planet bumi pada suku Metkayina sebagai pribumi planet Pandora yang gigih maju tak gentar melawan angkara murka penjajahan serta penjarahan oleh manusia yang datang dari planet bumi.

Melalui Avatar II, James Cameron juga menggugah kesadaran umat manusia agar jangan pernah lupa untuk menghormati air yang memegang peran bukan hanya penting, bahkan utama bagi kehidupan di planet bumi yang cuma satu dan satu-satunya di jagad raya galaksi Bima Sakti ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com