TIDAK lama lagi, tahun 2022 akan kita tinggalkan. Sebagaimana kelaziman yang ada, banyak pihak melakukan kilas-balik atau refleksi seputar apa yang telah terjadi selama setahun berjalan.
Melihat berbagai peristiwa yang terjadi dalam dunia kemaritiman sepanjang 2022, memang patut diberikan catatan. Apalagi peristiwa-peristiwa itu diprediksi akan terus mempengaruhi dunia kemaritiman, dalam hal ini pelayaran, di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. Hanya intensitasnya saja yang berbeda.
Peristiwa-peristiwa yang akan dikilas-balik di sini berawal di luar negeri yang memengaruhi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terjadi karena, dunia kemaritiman merupakan salah satu bidang, jika bukan satu-satunya, yang sangat berdimensi internasional sehingga mana kala ada riak otomatis terdampaklah bidang lainnya.
Sampai derajat tertentu, dampak itu masih kita rasakan sampai saat ini dan tidak diketahui bila akan berakhir.
Peristiwa pertama yang memengaruhi dunia kemaritiman mondial adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Sejak awal perang ini meletus pada Februari 2022, banyak pihak sudah memprediksi bahwa perang akan mendisrupsi bisnis pelayaran.
Memang begitulah adanya. Sejurus perang berjalan beberapa hari, angkatan laut mulai menyasar kapal-kapal niaga dengan rudal. Yang jadi target adalah MV Namura Queen, bulk carrier berbendera Panama dan chemical tanker berkebangsaan Moldova, MV Millennial Spirit.
Baca juga: Perang Ukraina: Rusia Diduga Rencanakan Serangan Darat Besar-besaran Awal Tahun Baru
Dua kapal lain, yaitu MV Princess Nicole dan MV Athena beruntung hanya dinaiki (boarding) oleh personel Angkatan Laut (AL) Rusia untuk diperiksa. Dengan aksinya, Rusia berhasil menguasai sepenuhnya perairan Laut Hitam dan perairan terdekat dengannya, yaitu Laut Azov.
Tidak ada kapal yang bisa mengaksesnya. Baik kapal sipil/komersial maupun kapal perang. Karuan saja, trading antara Ukraina dengan dunia internasional terganggu. Padahal, negara ini, dan Rusia, merupakan salah satu pemasok berbagai komoditas di dunia ini.
Ukraina tercatat, misalnya, mengekspor sekitar 36,5 juta ton bijih besi tahun 2021. Sekitar 60 persen dari jumlah ini diekspor ke China.
Sementara Rusia memasok 42 persen total impor batu bara negara-negara Uni Eropa pada 2021 dan 16 persen kebutuhan batu bara global.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.