Profil dan Kekayaan Salt Bae, Celebrity Chef yang Dikecam gara-gara Cium Trofi Piala Dunia

KOMPAS.com - Nama Salt Bae dalam beberapa waktu terakhir ramai menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Ia disorot bukan karena gayanya menabur garam di atas steak yang unik, melainkan aksi kontroversialnya usai final Piala Dunia.

Hal itu bermula ketika Salt Bae masuk ke lapangan Stadion Lusail, Qatar usai Argentina dinobatkan sebagai juara Piala Dunia 2022.

Salt Bae ikut-ikutan memegang bahkan mencium trofi Piala Dunia dan dari sinilah hujan kecaman dilayangkan kepadanya.

Akibat aksi nekat tersebut, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sampai turun tangan termasuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Trofi Piala Dunia Asli Tidak Boleh Dibawa Pulang Negara Pemenang, Ini Alasannya...

Baca juga: Profil Szymon Marciniak, Wasit Final Piala Dunia 2022 Argentina Vs Perancis

Lalu, siapa itu Salt Bae?

Profil Salt Bae

NUSRET GOKCE via INSTAGRAM Salt Bae, chef Turki bernama asli Nusret Gokce, terlihat sedang memegang dan mencium trofi Piala Dunia saat merayakan kemenangan bersama pemain Argentina atas Perancis.

Salt Bae adalah celebrity chef yang namanya beken lantaran gaya menaburkan garam dengan tiga jari dan siku.

Salt Bae juga berprofesi sebagai tukang daging asal Turki, juru masak, termasuk pebisnis restoran.

Ia memilikii 49,9 juta pengikut di Instagram dan 15,3 juta pengikut di Tiktok dengan 123,7 juta penayangan video.

Baca juga: Makna di Balik Membungkuknya Pelatih Jepang Usai Tersingkir dari Piala Dunia

Dilansir dari The Sun, Salt Bae memiliki nama asli Nusret Gökçe. Diketahui, ia lahir pada 1983 di Erzurum dari keluarga Kurdi.

Masa kecil Salt Bae bisa dibilang tidak cukup menyenangkan karena ia harus meninggalkan bangku sekolah pada kelas 6.

Ia putus sekolah lantaran keluarganya mengalami kesulitan ekonomi dan pria berusia 39 tahun ini sempat bekerja sebagai tukang daging di Istanbul.

Baca juga: Kejar-kejar Messi hingga Ikut Cium Trofi, Akses Koki Selebritas Salt Bae Akan Diselidiki FIFA

Keberuntungan mulai datang ketika ia terbang ke Buenos Aires, Argentina untuk menimba ilmu soal daging sapi dan cara memotongnya.

Ia berangkat pada usia 20-an dan belajar banyak hal tentang mengolah daging steak hingga bermimpi memiliki restoran.