Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Stereotipe masyarakat terhadap mahasiswa seringkali dijadikan bahan untuk menilai seseorang dari hal yang bisa dilihat.
Contohnya pada mahasiswa. Seorang mahasiswa jurusan psikologi, dianggap bisa membaca perasaan seseorang. Seorang mahasiswa jurusan IT, dianggap bisa membenarkan laptop atau komputer.
Tak heran jika stereotipe tersebut masih sering didengar di masyarakat, bahkan ramai diperbincangkan di media sosial.
Salah satunya pada siniar Kosan HAI episode “Stereotype Mahasiswa, Emang Bener?” yang dapat diakses melalui dik.si/KosanHAIE12.
Pada episode tersebut, Banni dan Anya serta narasumber dari mahasiswa Jakarta bernama Chika mengobrol tentang stereotipe apa saja yang sering mereka dengar selama menjadi mahasiswa.
Perbincangan seru dengan sudut pandang dari salah satu mahasiswa dan mantan mahasiswa memberikan cerita yang berbeda.
Termasuk istilah-istilah yang sering didengar, seperti “Mahasiswa Kupu-Kupu” atau kuliah-pulang, “Mahasiswa Kura-Kura” atau kuliah-rapat, dan “Mahasiswa Kunang-Kunang” atau kuliah-nangkring.
Stereotip adalah keyakinan yang seringkali tidak adil dan tidak benar yang dimiliki banyak orang tentang semua orang dengan karakteristik tertentu.
Baca juga: Overheard Anak Muda Jakarta
Stereotipe juga sering dikatakan sebagai sebuah gambar atau gagasan yang dianut secara luas tetapi tetap dan terlalu disederhanakan dari jenis orang atau benda tertentu.
Berbagai macam stereotipe tentang mahasiswa mungkin pernah kita dengar. Namun, sudahkah kamu mendengar stereotipe berikut?
Tidak ada yang salah dengan gap year atau menunda kuliah beberapa tahun, tapi ada beberapa stereotipe atau pandangan dari masyarakat terhadap mahasiswa gap year.
Seperti sedang mempersiapkan ujian susulan untuk masuk PTN di tahun berikutnya, mencari kerja, jeda pendidikan untuk istirahat, dan lain sebagainya.
Beberapa orang percaya bahwa mahasiswa lamban dan tidak termotivasi pada semua tugas mereka.
Namun, penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar mahasiswa mencapai jauh lebih banyak daripada apa yang mereka terima atau puji. Seorang mahasiswa biasa membawa beban sekolah, terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, organisasi, dan bekerja paruh waktu.