Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 6 Gunung Api Bawah Laut Indonesia, Apakah Masih Aktif?

Kompas.com - 07/12/2022, 16:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan gunung api terbanyak di dunia.

Gunung-gunung api tersebut menjulang tinggi dan membentang dari Sabang sampai Merauke.

Namun ternyata, keberadaan gunung api bukan hanya ada di daratan. Sejumlah gunung api juga terletak di bawah laut Indonesia.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui akun Twitter resmi @PVMBG_ pada Senin (5/12/2022), membagikan enam gunung api bawah laut Indonesia.

Lantas, di mana letak dan bagaimana status enam gunung api bawah laut tersebut?

Baca juga: Semeru Berstatus Awas dan 20 Gunung Api Siaga-Waspada, Ini Daftar Lengkapnya


Gunung api bawah laut Indonesia

1. Gunung Hobal

Gunung Hobal terletak di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores bagian timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sampai saat ini, ketinggian Gunung Hobal dari dasar laut belum diketahui. Gunung Hobal sendiri tercatat melakukan aktivitas vulkanik pada 1999. Saat itu, terpantau embusan asap putih dari permukaan laut setinggi 100 meter.

2. Gunung Banua Wuhu

Gunung api bawah laut Indonesia selanjutnya, yakni Banua Wuhu di perairan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Ketinggian Gunung Banua Wuhu dari dasar laut diperkirakan mencapai 400 meter.

Gunung ini terpantau terakhir beraktivitas pada 1919, antara lain mengeluarkan lava pada 2 Februari.

Pada 2 April 1919, Banua Wuhu kembali mengeluarkan lava dan erupsi eksplosif yang menyebabkan air laut pasang serta ledakan-ledakan hebat.

Ledakan tersebut juga merusak pohon kelapa dan membakar 25 rumah penduduk di pantai timur.

Keesokannya, pada 3 April 1919 pukul 10.30 WIB, terjadi erupsi dengan gumpalan uap setingi 4 sampai 5.000 meter.

Baca juga: Gunung Semeru, Cerita Legenda dan Sejarah Panjang Letusannya

3. Gunung Submarine Volcano 1922

Gunung Submarine Volcano 1922 berada di perairan Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.

Meski belum diketahui berapa ketinggiannya, tetapi informasi menyebutkan bahwa gunung ini terletak di kedalaman 5.000 meter di bawah permukaan laut.

Sesuai namanya, Submarine Volcano 1922 tercatat mengalami erupsi pada 1922 setelah rentetan gempa bumi sejak 1912.

Setidaknya, sekitar tiga gempa bumi terjadi dengan episentrum di antara Kepulauan Mindanao, Filipina, dan Kepulauan Sangihe Talaud.

Baca juga: Gunung Semeru Tidak Pernah Berstatus Normal, Berikut Karakter Letusannya

4. Gunung Nieuwerkerk

Gunung Nieuwerkerk merupakan gunung api kembar di bawah laut, tepatnya di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Gunung pertama memiliki ketinggian sekitar 1.900 meter dari dasar laut dan berada di kedalaman 2.285 meter dari permukaan laut.

Sementara gunung kedua, ada di kedalaman 2.325 meter dari permukaan laut dengan tinggi sekitar 1.800 meter.

Tercatat, Gunung Nieuwerkerk terakhir kali melakukan aktivitas vulkanik pada 1927.

5. Gunung Yersey

Selama ekspedisi Snellius pada 1929, Gunung Yersey di Laut Banda Selatan diketahui berada di kedalaman lebih dari 3.800 meter.

Dari sana, diketahui pula bahwa tempat ini dipenuhi deretan terumbu karang yang kemudian disebut Yersey. Gunung Yersey sendiri menjulang sekitar 600 meter dari Yersey.

Terdapat juga punggungan laut yang membawa dua gunung berapi aktif, yaitu Gunung Api Wetar dan Gunung Api Batubara.

6. Gunung Emperor of China

Terletak di bagian barat Laut Banda, gunung api bawah laut Indonesia selanjutnya adalah Gunung Emperor of China.

Gunung Emperor of China diketahui memiliki ketinggian 1.500 meter dari dasar laut dan berada pada kedalaman 2.850 meter di bawah permukaan laut.

Baca juga: 10 Gunung Tertinggi di Indonesia, Semeru Tertinggi di Jawa

Lantas, bagaimana status keenam gunung api bawah laut Indonesia?

Status gunung api bawah laut

Gunung Api Bawah Laut, Kepulauan SangiheDok. VISIT-SANGIHE.com Gunung Api Bawah Laut, Kepulauan Sangihe
Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada mengatakan, empat gunung api bawah laut Indonesia masuk dalam tipe A.

Keempatnya adalah Gunung Hobal, Banua Wuhu, Submarine Volcano 1922, dan Nieuwerkerk.

Oktory menjelaskan, gunung tipe A adalah gunung api yang pernah mengalami erupsi setelah 1600 Masehi.

"Dengan catatan ini, maka keempat gunung api tersebut masih kita nilai aktif dari segi sejarahnya," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (7/12/2022).

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Apa yang Dimaksud Erupsi?

Sementara untuk Gunung Yersey dan Emperor of China, masuk dalam kategori tipe B. Artinya, kata Oktory, tidak ada catatan erupsi setelah 1600.

"Untuk tipe B tidak ada tingkatan aktivitas karena belum pernah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, karena tingkat kesulitannya sangat tinggi, di bawah laut," papar dia.

Kendati keberadaan gunung api bawah laut Indonesia sudah diketahui, Oktory mengungkapkan, belum ada peta kawasan rawan bencana di sekitarnya.

Hal tersebut membuat lima dari enam gunung api bawah laut tidak ada penetapan status aktivitas.

Namun demikian, satu dari gunung tersebut yakni Gunung Hobal, saat ini berada di level II atau Waspada.

"Untuk sisanya tidak ada tingkat status juga sebenernya karena di bawah laut dan belum ada peta kawasan rawan bencananya," tandasnya.

Baca juga: Catatan Erupsi Gunung Semeru dari Tahun ke Tahun, Kini Berstatus Awas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com