KOMPAS.com - Tim nasional Jepang memang gagal melaju ke babak 8 besar Piala Dunia 2022 setelah kalah melawan Kroasia, Selasa (6/12/2022) dini hari.
Namun sepak terjang Jepang selama Piala Dunia 2022 mengejutkan publik pencinta sepak bola.
Tidak hanya karena mampu mengalahkan juara dunia Jerman dan Spanyol, namun karena tingkah laku terpuji suporter dan pasukan Hajime Moriyasu.
Suporter Jepang akan selalu membersihkan sampah di stadion setelah selesai pertandingan. Baik saat timnya menang maupun kalah.
Begitu pula dengan Yuto Nagatomo dkk yang akan meninggalkan ruang ganti stadion dengan kondisi bersih seperti semula.
4????????
?????????????
???1???????????????
??????????
???1mm?????????????
???????????
— ???????? ???????? (@jfa_samuraiblue) December 5, 2022
?????????????????
???????#SAMURAIBLUE #????????pic.twitter.com/N1ARWAOnMJ
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa suporter Jepang selalu membersihkan sampah di stadion setelah pertandingan?
Baca juga: Sejarah Honda: Awalnya Pemasok Ring Piston untuk Toyota
Saat banyak orang terheran-heran dengan kebiasaan Jepang membersihkan sampah, ternyata hal itu merupakan hal yang biasa bagi mereka.
Mereka menyebutnya Atarimae, atau hal yang sudah sewajarnya. Seperti ketika melihat sampah, maka hal sewajarnya untuk dibersihkan.
“Apa yang menurut Anda istimewa sebenarnya bukan hal yang aneh bagi kami,” kata Danno, seorang penggemar Jepang, seperti dikutip Firstpost dari Al Jazeera.
In victory or defeat, there is always respect.
Thank you for helping to #SaveThePlanet, Japan fans! pic.twitter.com/FBWpOvtog2
— FIFA.com (@FIFAcom) November 27, 2022
After an historic victory against Germany at the #FIFAWorldCup on Match Day 4, Japan fans cleaned up their rubbish in the stadium, whilst the @jfa_samuraiblue left their changing room at Khalifa International Stadium like this. Spotless.
Domo Arigato.???????????? pic.twitter.com/NuAQ2xrwSI
— FIFA.com (@FIFAcom) November 23, 2022
Pendukung Jepang lainnya juga mengatakan, apa yang diajarkan kepada mereka adalah bahwa meninggalkan sesuatu lebih bersih pada saat Anda datang adalah bagian Atarimae.
Atarimae secara kasar diterjemahkan sebagai 'menyatakan yang sudah jelas' yang cukup adil karena jika Anda melihat sampah, itu harus dibersihkan.
Bahkan Hajime Moriyasu, pelatih tim Jepang menggemakan sentimen yang sama.
“Bagi orang Jepang, ini adalah hal yang biasa dilakukan. Ketika Anda meninggalkan suatu tempat, Anda harus meninggalkannya lebih bersih dari sebelumnya,” katanya seperti dikutip dari New York Times .
Kerapian di ruang publik di Jepang dianggap sebagai kebajikan dan anak-anak diajari sejak usia sangat muda untuk membersihkan ruang kelas dan fasilitas sekolah secara teratur.
Waktu bersih-bersih adalah bagian dari jadwal harian siswa selama dia berada di sekolah.
"Selama 12 tahun kehidupan sekolah, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, waktu bersih-bersih adalah bagian dari jadwal harian siswa," kata Maiko Awane, asisten direktur kantor Pemerintah Prefektur Hiroshima di Tokyo kepada BBC.
Dia juga menambahkan, dalam kehidupan sehari-hari di rumah, orangtua juga mengajarkan menjaga kebersihan barang dan tempat tinggal.
Budaya bersih Jepang ini bukanlah karakteristik baru.
Dalam biografi Will Adams, orang Inggris pertama yang menginjakkan kaki di Jepang, pengarangnya, Giles Milton, menulis kehidupan bangsawan Jepang.
"Kaum bangsawan sangat bersih', menikmati 'selokan dan jamban yang masih asli' dan mandi uap dari kayu wangi di sebuah saat jalan-jalan di Inggris 'sering dibanjiri kotoran'. Orang Jepang 'terkejut' oleh orang Eropa yang mengabaikan kebersihan pribadi," tulis biografi tersebut.
Dosen Studi Jepang di University of Sydney, Dr Masafumi Monden, mengatakan anak-anak Jepang diajarkan di sekolah dasar untuk membersihkan diri mereka sendiri.
“Pemahaman saya, kita diajarkan, dari sekolah dasar, untuk menjaga kebersihan apa yang kita gunakan, misalnya ruang kelas,” katanya.
“Ada pepatah Jepang 'Tatsu tori ato wo nigosazu,' secara harfiah: burung yang terbang tidak mengotori jejaknya',” dia menambahkan.
“Artinya ketika Anda meninggalkan suatu tempat, jangan biarkan berantakan, tetapi tinggalkan setidaknya sebersih kondisi tempat Anda menemukannya," jelas dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.