BANYAK orang menyamakan Sinterklas dengan Santa Claus. Identifikasi ini tidaklah tepat. Secara etimologis, memang kedua istilah tersebut memiliki kaitan yang erat.
Secara kultural, Santa Claus adalah transformasi dari Sinterklas. Transformasi ini membawa juga perubahan nuansa semantik dan semiotik. Penelurusan terhadah sejarah transformasi ini adalah penelurusan sejarah kooptasi kapitalisme terhadap perayaan religius.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sinterklas didefinisikan "tokoh suci (dalam agama Kristen) yang konon sangat sayang dan selalu memberi hadiah kepada anak-anak pada hari-hari penting (terutama pada ulang tahunnya tanggal 6 Desember)“.
Sinterklas adalah serapan dari kata Sinterklaas dalam Bahasa Belanda. Istilah Santa Claus berasal dari Bahasa Inggris. Di dalam Bahasa Inggris, Santa Claus sebenarnya merupakan serapan dari Sante Klaas yang juga berakar dari Bahasa Belanda. Istilah Sante Klaass adalah versi dialek dari Sinterklaas (van der Sijs, 2009).
Baca juga: Perbedaan Sinterklas dan Santa Claus, Serupa tapi Tak Sama
Sejarah penyerapan kata Sante Klaas menjadi Santa Claus dalam Bahasa Inggris tidak lepas dari para imigran Belanda di kota New York pada abad 17. Mereka memperkenalkan tradisi perayaan Sinterklas.
Di negeri Paman Sam inilah, terjadi transformasi kultural sosok Sinterklas. Santa Claus yang kita kenal sekarang ini adalah produk transformasi kultural tersebut.
Di dalam bahasa Belanda, Sinterklaas adalah sebuatan populer untuk sosok yang dikaitkan dengan Santo Nikolaus dari Myra. Nikolaus hidup pada abad 3-4 Masehi. Dia adalah seorang uskup di Myra, sebuah daerah di Turki.
Nikolaus dikenal sebagai orang yang dermawan. Nikolaus sering berkeliling pada malam hari untuk mendengarkan keluh-kesah dari orang-orang yang berkesusahan. Dengan menguping dari dinding luar rumah, Nikolaus mengetahui persoalan yang dihadapi oleh orang-orang miskin. Dengan diam-diam, Nikolaus meninggalkan bantuan di rumah mereka.
Tradisi penghormatan (devosi) terhadap Nikolaus sudah dimulai sejak abad 6 Masehi. Sinode Oxford tahun 1222 menetapkan tanggal 6 Desember sebagai pesta peringatan Santo Nikolaus.
Peringatan Nikolaus jatuh pada tanggal tersebut karena bertepatan dengan tanggal kematiannya. Sampai sekarang Gereja Katolik Roma dan Orthodoks masih menjaga tradisi peringatan Santo Nikolaus setiap 6 Desember.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.