KOMPAS.com - Resesi seks yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan membuat kedua negara tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
Resesi seks terjadi karena pasangan suami istri enggan untuk memiliki anak atau memilih untuk memiliki sedikit anak.
Sedangkan di Korea Selatan, jumlah pernikahan mencapai titik terendah sepanjang masa, yaitu 193.000 pada 2021.
Pemerintah kedua negara memberikan "imbalan" bagi pasutri yang berencana untuk memiliki anak.
Baca juga: Jepang dan Korsel Alami Resesi Seks, Apa Penyebabnya?
Dilansir dari The Japan Times, (19/7/2022), pemerintah Jepang menawarkan subsidi untuk pembelian rumah baru bagi keluarga yang mengasuh anak.
Hal ini ditujukan untuk meringankan beban keuangan akuisisi rumah oleh pasangan menikah muda. Para pasangan muda ini biasanya menghadapi berbagai biaya, termasuk pendidikan untuk anak-anak.
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan akan memperkuat bantuan biaya pendidikan dan perumahan untuk mendukung pengasuhan anak ini.
Besaran subsidi perumahan baru yang akan diberikan sekitar 600.000 yen (sekitar Rp 68,1 juta) sampai 1 juta yen (sekitar Rp 113,6 juta) per unit, tergantung tingkat kinerja.
Subsidi ini juga bertujuan untuk mempromosikan perjuangan melawan perubahan iklim yang sejalan dengan tujuan pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol secara efektif pada 2050.
Pemerintah Jepang telah memulai program subsidi ini sejak November 2021 dengan total anggaran mencapai 54,2 miliar yen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.