Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Kalideres: Temuan Kemenyan dan Buku Mantra hingga Dugaan soal Ritual

Kompas.com - 30/11/2022, 07:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat semakin menemukan titik terang.

Berdasarkan keterangan polisi pada Selasa (29/11/2022), polisi menduga penyebab tewasnya satu keluarga yang terdiri dari empat orang itu dikarenakan mereka mengikuti ritual tertentu.

Dugaan tersebut didukung dari temuan adanya kemenyan, buku mantra, hingga buku-buku lintas agama di dalam rumah tersebut.

Berikut penjelasannya:

Temuan buku mantra dan kemenyan

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/11/2022), Penyidik Polda Metro Jaya menyita buku mantra dan kemenyan yang diduga digunakan oleh salah satu penghuni untuk ritual tertentu.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dikonfirmasi, Selasa (29/11/2022).

Hengki mengatakan, salah satu penghuni rumah yang bernama Budyanto diduga memiliki kecenderungan kerap menjalani ritual tertentu.

Fakta baru didapat setelah Tim Asosiasi Psikologi menemukan keidentikan mengenai ritual tertentu sesuai keterangan saksi dan bukti-bukti di lokasi.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki.

Baca juga: Teka-teki Baru Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres...

Berencana panggil ahli sosiologi dan agama

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/11/2022), Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan, pihaknya berencana memanggil ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan menganalisa soal temuan buku mantra di dalam rumah sekeluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.

"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata Hengki.

Selain itu, tim asosiasi psikologi forensik juga masih terus mendalami motif psikologis kematian melalui otopsi psikologis, di mana scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Tewas Sebelum 13 Mei 2022, Kesaksian Pegawai Koperasi, dan Rumah yang Ditawarkan Rp 1,2 M

Tim gabungan dari kepolisian, ahli, hingga kedokteran forensik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Olah TKP dilakukan pada Rabu (16/11/2022) sore. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Tim gabungan dari kepolisian, ahli, hingga kedokteran forensik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat. Olah TKP dilakukan pada Rabu (16/11/2022) sore.

Ritual disebut jadi upaya atasi masalah

Hengki Haryadi mengatakan, ritual disebut dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi masalah keluarga.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga," ujar Hengki dikutip dari Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Penyidik menduga Budyanto adalah sosok yang memengaruhi tiga anggota keluarga lainnya untuk menerapkan ritual kepercayaan tersebut.

"Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada almarhum Budiyanto. Yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," ujar Hengki.

Kendati demikian, Hengki tidak memerinci kepercayaan apa yang mereka anut.

Ia juga belum mau mengungkapkan apakah ritual yang dimaksudnya adalah melaparkan diri hingga meninggal dunia atau ada jenis ritual lainnya.

Hengki menegaskan, penyidik tinggal mengungkap penyebab kematian satu keluarga ini.

Penyidik masih meneliti hal tersebut melalui kerja sama dengan petugas laboratorium forensik.

(Sumber: Kompas.com/Muhammad Isa Bustomi | Editor: Jessi Carina, Larissa Huda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com