MESKI tim nasional Republik Rakyat China (RRC) tidak ikut berlaga di Piala Dunia Qatar 2022, namun para simpatisan RRC membanggakan RRC sebagai sang juara dunia sejati.
Alasannya, RRC memperoleh fasilitas dari pemerintah Qatar untuk membangun infrastruktur terkait Piala Dunia 2022 mulai dari lapangan sepak bola monumental sampai hotel tiban terbuat dari kayu untuk menampung warga asing yang datang menonton atau meliput pertarungan 35 negara dalam ajang itu.
Apabila direnung lebih mendalam dengan akal sehat sederhana saja, sebenarnya yang lebih layak dibanggakan adalah Qatar, yang terbukti mampu membayar China membangun infrastruktur Piala Dunia 2022 dalam waktu singkat. Dijamin pasti mahal biaya pembangunannya.
Baca juga: Jadwal 16 Besar Piala Dunia 2022 Qatar, Perancis yang Pertama Lolos
Apalagi, mayoritas pekerja migran yang membangun infrastruktur di Qatar bukan warga China namun Nepal, Banglades, Srilanka yang bersedia dibayar jauh lebih murah ketimbang pekerja China.
Sementara meski tidak hadir di Qatar larena takut Covid-19, saya beruntung memiliki seorang sahabat yang berkarya sebagai tenaga ahli di departemen human resources sebuah perusahaan migas multinasional di Qatar, Sigit Hadiawan.
Dari Sigit, saya memperoleh laporan pandangan mata tentang peran masyarakat Indonesia di Qatar sehingga saya bisa menulis artikel ini. Mereka ikut menyukseskan penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Menurut Sigit, warga Indonesia di Qatar sekitar 20 ribuan orang, lebih sedikit dibanding ekspatriat dari negara lain. Namun warga Indonesia cukup aktif mendukung pagelaran Piala Dunia 2022.
Kegiatannya bisa dibagi menjadi tiga bagian. Pertama di bawah koordinasi KBRI Doha dengan tujuan promosi. Kedua, di bawah koordinasi panitia penyelenggara melalui tim volunteer. Ada sekitar 60 volunteer asal Indonesia, baik yang residen maupun yang terpilih untuk datang langsung dari Indonesia.
Ketiga, kegiatan-kegiatan kelompok masyarakat. Misalnya suporter tim, menyediakan akomodasi bagi fans asal Indonesia, membantu awak media yang datang.
Menurut Sigit, sekitar 2000 warga Indonesia bekerja di sektor energi (migas, hilir, chemical, manufaktur) di Qatar. Salah satunya warga asal Indramayu yang merupakan sarjana pertanian alumnus UGM, Saprudin Bastoni. Dia berkarya menghijaukan seluruh stadion Qatar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.