Dikutip dari laman Your Soccer Home, Kejuaraan Euro 2000 menjadi salah satu turnamen besar sepak bola pertama yang memperlihatkan anak-anak berjalan keluar bersama pemain.
Kebiasaan ini pun semakin populer saat gelaran Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
Kala itu, FIFA sebagai induk sepak bola dunia bekerja sama dengan organisasi anak PBB, UNICEF, untuk mengampanyekan "Say Yes for Children".
Anak-anak yang bergandengan tangan dengan setiap pemain menarik perhatian. Sejak inilah player escort menjadi hal biasa dalam pertandingan sepak bola.
Adapun tujuan player escort saat ini, antara lain:
Tidak semua anak bisa menjadi player escort. Untuk menjadi bagian dari pertandingan sepak bola, anak-anak harus memenuhi beberapa syarat tergantung turnamen masing-masing.
Di Inggris misalnya, seperti dilansir Kompas.com, player escort biasanya berasal dari akademi klub.
Klub-klub seperti Liverpool dan Manchester United memberikan kesempatan bagi anak-anak berusia 4-11 tahun dan 7-14 tahun untuk menjadi player escort.
Selain itu, beberapa klub juga membuka kesempatan bagi anak-anak yang ingin menjadi pendamping pemain dengan biaya tertentu.
Untuk turnamen-turnamen besar seperti Piala Eropa (Euro) atau Piala Dunia, maskot anak-anak biasanya dipilih melalui kontes yang diadakan sponsor.
Sebagai contoh, pada Piala Dunia 2006 di Jerman, McDonald's selaku sponsor turnamen melakukan seleksi terhadap 1.408 anak-anak untuk menjadi player escort.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.