Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Menyelami Filsafat Stoa

Kompas.com - 24/11/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Filsafat stoa atau stoisisme sudah ada sejak abad ke-3 Masehi. Beberapa sumber juga menyebutkan filsafat stoa baru resmi pada tahun 108 SM. Filsafat stoa adalah sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani oleh Zeno.

Stoisisme didasarkan pada hidup yang selaras dengan alam, termasuk apa pun yang ada di dalamnya.

Henry Manampiring turut menjelaskan filsafat stoa dalam siniar Beginu episode “Menyelami Filsafat Stoa” yang dapat diakses melalui dik.si/BeginuHenryP2.

Dalam episode tersebut, ia menjelaskan perkembangan filsafat stoa dari masa ke masa. Henry juga menyampaikan bahwa filsafat stoa memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan manusia hingga saat ini.

Mengenal Filsafat Stoa

Bagi kita yang menjalani hidup kita di dunia nyata, ada satu cabang filsafat yang diciptakan khusus untuk kita: yaitu stoisisme.

Filosofi tersebut dirancang untuk membuat kita lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur, dan lebih bijaksana–dan sebagai hasilnya, kita menjadi orang yang lebih baik, orang tua yang lebih baik, dan profesional yang lebih baik.

Baca juga: Lika-Liku Kehidupan Anak Kos

Stoisisme seringkali disalahpahami atau tidak diketahui makna sebenarnya, kecuali bagi para ahlinya. Bagi kebanyakan orang, cara hidup yang bersemangat, berorientasi pada tindakan, dan mengubah paradigma ini telah menjadi kependekan dari "tanpa emosi".

Mengingat fakta bahwa penyebutan filosofi saja membuat sebagian besar gugup atau bosan, "filsafat stoa" di permukaan terdengar seperti hal terakhir yang ingin dipelajari siapa pun, apalagi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Stoisisme adalah alat untuk mengejar penguasaan diri, ketekunan, dan kebijaksanaan: sesuatu yang digunakan seseorang untuk menjalani kehidupan yang hebat, daripada bidang esoterik penyelidikan akademis.

4 Kebijakan pada Filsafat Stoa

1. Keberanian

"Tidak ada yang bisa tahu apa yang kamu mampu, bahkan kamu sendiri."

Biarkan tindakanmu yang akan mengukir tanggapan ke dalam rekaman—dan biarkan tindakan itu mengingatkanmu tentang mengapa keberanian adalah hal yang paling penting.

2. Kesederhanaan

Tidak melakukan apapun secara berlebihan juga termasuk kesederhanaan. Melakukan hal yang benar dalam jumlah yang tepat dengan cara yang benar. Aristoteles mengatakan bahwa, "Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali", dan, "oleh karena itu keunggulan bukanlah suatu tindakan, tetapi suatu kebiasaan."

3. Keadilan

Stoa sepanjang sejarah telah mendorong dan mengadvokasi keadilan, seringkali dengan risiko pribadi yang besar dan dengan keberanian yang besar, untuk melakukan hal-hal besar dan membela orang-orang dan gagasan yang mereka cintai.

4. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan selalu dihargai pada filsafat stoa. Zeno mengatakan bahwa kita diberi dua telinga dan satu mulut karena suatu alasan: untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dan karena kita memiliki dua mata, kita juga diwajibkan untuk membaca dan mengamati daripada berbicara.

Baca juga: Melihat Kembali Kehidupan dengan Sastra

Keempat hal tersebut adalah nilai paling esensial dalam filosofi stoa. Marcus Aurelius menulis, “Jika, pada titik tertentu dalam hidupmu, kamu harus menemukan sesuatu yang lebih baik daripada keadilan, kebenaran, pengendalian diri, keberanian—itu pasti hal yang luar biasa.”

Dengarkan obrolan selengkapnya mengenai filsafat stoa dalam siniar Beginu episode “Mengenal Filsafat Stoa”.

Jangan lupa untuk ikuti siniarnya agar kamu tidak tertinggal obrolan menarik lainnya dari sosok inspiratif dalam siniar Beginu di Spotify!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com