Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Walau Tidak Berpangkat Kombes, Saya Bangga Jadi Anak Sersan

Kompas.com - 21/11/2022, 09:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak perlu butuh waktu lama, jajaran Polri akhirnya meringkus enam pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara.

Kasus itu semakin viral usai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ikut menyoroti (Detik.com, 20/11/2022).

Baca juga: 6 Pelajar SMK di Tapanuli Selatan yang Aniaya Nenek ODGJ Ditangkap, Mengaku Iseng Saat Bolos Sekolah

Polres Tapanuli Selatan kini berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan untuk menangani masalah itu lantaran status para pelaku kekerasan tersebut masih di bawah umur. Polisi juga mengundang orang tua pelaku, kepala sekolah tempat para pelaku bersekolah, tokoh adat, dan kepala desa setempat serta kepala cabang dinas pendidikan provinsi agar kasus tersebut tidak boleh terulang kembali.

Mungkin para pelajar yang tidak tahu dengan keluhuran nilai-nilai Pancasila dan sopan santun ada istiadat, memperlakukan orang tua – walau korban menyandang status ODGJ – dengan semena-mena adalah menyakiti orang tuanya sendiri yang telah melahirkan dan membesarkan dengan susah payah.

Baca juga: Kasus Nenek Dianiaya 6 Siswa SMK di Tapanuli Selatan, Diduga Sengaja Direkam dan Bukan Pertama Kali

Walau kasus anak sang Kombes di PTIK Jakarta dengan kasus enam pelajar Tapanuli Selatan ini sama-sama mengandung unsur kekerasan, terlihat berbeda sekali pola penanganannya. Polisi menjadi sigap dan cepat bertindak jika kasus tersebut menjadi viral, apalagi ikut “disentil” oleh elite nasional.

Tetapi polisi sepertinya lupa, pembiaran kasus-kasus yang mencoreng institusi akan terus ditagih penyelesaiannya oleh publik dan menjadi jejak digital yang abadi.

Belajarlah dari kehidupan yang tidak berpihak

Refleksi dari kehidupan penulis yang menjadi anak sersan, menjadi anak kolong memang sebuah kebanggaan. Walau saya anak seorang sersan, saya sejak kecil dididik untuk bisa “mengalahkan” anak jenderal – apalagi anak kombes – untuk bisa menjadi juara.

Kemiskinan dan keprihatinan hidup dari seorang anak sersan zaman Orde Baru, tidak boleh menyurutkan langkah untuk maju. Saya masih teringat untuk selalu “menghafal” dan memahami semua isi buku kelas 1 jika naik ke kelas 2 SMP. Bukan apa-apa, semua buku kelas 1 harus saya jual agar bisa membeli buku-buku untuk kelas 2 SMP.

Walau seusia SMP, saya terbiasa belajar hingga larut tetapi sudah bangun sebelum ayam berkokok agar bisa membantu pekerjaan rumah dulu dan berolahraga lari serta senam ala militer sebelum pergi pagi ke sekolah.

Mengalahkan dalam kamus “anak sersan” tentu punya arti positif yakni unggul dalam pelajaran di sekolah atau juara di pentas olah raga. Berhasil lolos tes ujian masuk yang sulit di perguruan tinggi negeri terkemuka adalah perwujudan mengalahkan anak jenderal. Beberapa kawan saya yang berasal dari keluarga berpangkat malah “terlempar” dari persaingan masuk ujian.

Pendidikan formal memang diperoleh dari sekolah tetapi pendidikan budi pekerti selalu diajarkan oleh orang tua. Mengaji di mushala, menghormati orang yang lebih berumur dengan adab dan sopan santun tidak boleh kami lupakan.

Orang tua saya yang berpangkat sersan selalu berpesan untuk berbuat baik maksimal dan tidak boleh menyakiiti orang lain. Menghargai perbedaan dan menghormati keyakinan orang lain. Di atas langit selalu ada langit.

Selalu bersyukur atas sekecil apapun rezeki yang kita terima. Itulah pesan mendiang ayah saya yang berpangkat sersan dan mendiang ibu saya yang hanya bersekolah setingkat SMP tetapi sangat aktif di Persit Kartika Candra Kirana – persatuan istri TNI AD.

Sekali lagi, jangan bawa-bawa nama dan pangkat orang tua. Mau orang tua berpangkat jenderal, kombes, atau sersan, tetaplah menjadi diri sendiri.

Raih prestasi setinggi mungkin dan teruslah berbuat baik kepada siapa pun agar orang tuamu bangga. Jangan bertindak arogan, menjadi pelajar itu adalah jenjang pendidikan menengah sebelum beranjak dewasa dan kelak menjadi pribadi yang tangguh.

Hingga saya sekarang bisa mencapai kemandirian hidup, saya selalu bangga dengan didikan orang tua saya yang berpangkat rendah. Saya bangga menjadi anak sersan !

“Pengetahuan akan memberimu kekuatan, tetapi karakter memberimu kehormatan.” – Bruce Lee (1940 – 1973).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com