Kamu anak kolong,
Aku juga sama anak kolong.
Namun kamu disekolahkan,
Sedangkan aku mencari uang untuk makan.
Kamu anak kolong,
Aku pun sama anak kolong.
Namun kamu dibelikan mobil pribadi,
Sedangkan aku jalan kaki mengais rezeki.
Kamu anak kolong,
Aku juga anak kolong.
Kamu hidup di hunian gedong,
Sedangkan aku kedinginan tiada yang menolong.
Setidaknya kita sama, dalam susunan kata.
Dalam pandangan Tuhan Yang Maha Esa.
Walau berbeda dalam kehidupan nyata,
Takdir Tuhan yang buat aku terima semua.
(Puisi “Dua Anak Kolong", karya Muhammad Leksono)
ANAK-ANAK yang berayah tentara, terlanjur kondang dipanggil “anak kolong”. Saya termasuk anak kolong Tidak peduli apa pangkat bapak kami, kami kerap iseng, jahil dan nakal. Hanya saja, nakal kami di paruh 1970 – 1980-an masih “terukur”.