KOMPAS.com - Selepas pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, virus corona terus bermutasi melahirkan varian-varian baru hingga kini.
Para ahli saat ini sedang menyelidiki apakah varian baru yang besar dapat muncul dan membawa gelombang infeksi baru yang mengkhawatirkan.
Jika betul varian itu akan muncul, para peneliti sepakat untuk menamainya sebagai varian Pi.
Penamaan ini diambil dari huruf berikutnya setelah Omicron, dalam alfabet Yunani.
Lalu, seperti apa gambaran varian Pi ini?
Dilansir dari Independent, Jumat (11/11/2022), seorang ahli virus di Imperial College dan anggota komite penasehat pemerintah "Sage", Profesor Wendy Barclay mengatakan bahwa varian Pi kemungkinan muncul di masa depan dan berpotensi lebih parah ketimbang Omicron.
Sebab, varian itu nantinya bisa lolos dari beberapa tingkat kontrol atau efikasi vaksin, atau mereka berubah secara inheren.
"Saya masih tidak berpikir itu diselesaikan. Saya masih berpikir kita berada dalam fase di mana ada banyak sekali hal yang tidak kita ketahui," ujar Barclay.
Baca juga: Lebih Menular, Ini 6 Gejala Umum Omicron XBB
Profesor Greg Towers dari University College London, sangat berharap bahwa meskipun mungkin ada lebih banyak perubahan dalam susunan genetik virus, varian ini tidak akan mengakibatkan kembalinya penyakit serius.
Sementara itu, Profesor Alexi Sigal dari AHRI mengatakan ada perdebatan antara mereka yang percaya bahwa situasi saat ini lebih jinak adalah karena vaksin dan infeksi telah membangun dinding kekebalan yang efektif.
Namun, ia juga berpikir bahwa evolusi virus dapat membawa kita kembali ke titik awal dalam perang melawan Covid.
Selain itu, kurangnya pengujian Covid-19 di suatu negara juga berdampak ketidaksiapan mereka untuk menghadapi masalah yang akan datang dari varian baru seperti Pi.
Dikutip dari Telegraph, Kamis (10/11/2022), Prof Alexi Sigal mengatakan, varian baru akan menginfeksi orang, termasuk mereka yang telah divaksinasi.
Selain itu para peniliti juga mengatakan, pasien yang memiliki komorbid mungkin menjadi wadah untuk virus corona berevolusi.
Proses ini mungkin menjadi asal muasal atas lompatan evolusi yang menghasilkan varian baru yang tak terduga selama pandemi.
Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?