Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Bulan Total 8 November dan Beberapa Mitos dari Berbagai Pojok Dunia

Kompas.com - 07/11/2022, 07:25 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com- Fenomena gerhana Bulan total di Indonesia akan terjadi besok, Selasa, 8 November 2022.

Fenomena cukup langka ini sudah dipastikan oleh ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (2/11/2022).

Selain seluruh wilayah Indonesia, beberapa wilayah di India juga bisa menyaksikan gerhana ini, dilansir dari Hindustan Times, Jumat (4/11/2022).

Secara ilmiah dijelaskan, gerhana Bulan total adalah fenomena terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak seluruh cahaya bisa sampai ke permukaan Bulan.

Hal ini bisa terjadi ketika Bumi, Bulan juga Matahari, berada dalam satu garis lurus. Sehingga Bulan akan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi.

Meski ilmuwan sudah menemukan penjelasan ilmiah mengenai terjadinya gerhana Bulan total, namun mitos juga cerita rakyat mengenai gerhana, tetap ramai didengungkan oleh sebagian masyarakat dunia.

Baca juga: Fenomena Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Ini Anjuran Kemenag

Mitos gerhana bulan

Ini adalah beberapa mitos dan cerita rakyat seputar gerhana Bulan:

1. Gerhana adalah portal menuju kehidupan lebih baik

Kepercayaan ini masih ada di masyarakat India, terutama penduduk asli Amera. 

Mereka percaya, gerhana Bulan total membuka portal untuk masuk ke dalam kehidupan yang jauh lebih baik. Sehingga ketika gerhana terjadi, hendaknya semua orang membersihkan energi tubuhnya dengan baik.

2. Gerhana bisa membahayakan ibu hamil

Mitos ini juga tersebar di beberapa wilayah di India, mengatakan bahwa baik gerhana Bulan maupun Matahari, sama-sama bisa mengancam keselamatan ibu hamil.

Itu sebabnya, ketika gerhana terjadi, banyak orang tua yang akan melarang anaknya yang tengah berbadan dua untuk keluar rumah.

Meski mitos ini patah di tangan sains, namun beberapa penduduk asli masih tetap mempercayainya.

3. Mandi selama gerhana bisa membawa sial

Masyarakat India juga percaya bahwa mandi selama gerhana tengah terjadi akan membawa sial berkepanjangan.

Sebaliknya, untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, mereka akan mandi selepas gerhana usai dan mengenakan pakaian terbaik mereka.

Baca juga: Gerhana Bulan Total 8 November 2022: Jadwal, Dampak, dan Wilayah yang Bisa Mengamatinya

4. Jaguar menyerang Bulan

Sedangkan dilansir dari National Geographic, suku Inca memiliki pemahaman sendiri soal gerhana Bulan, seperti diceritakan oleh David Dearborn, peneliti dari Lawrence Livermore National Laboratory, California, Amerika Serikat.

Salah satu mitos yang beredar di suku kuno tersebut adalah tentang jaguar yang menyerang dan memakan Bulan sehingga menyebabkan gerhana.

Serangan kucing besar itu menjelaskan warna karat atau merah darah yang sering terjadi pada Bulan saat gerhana Bulan total. 

Kepercayaan ini diikuti oleh ketakutan massal, bahwa sang jaguar selepas memakan Bulan, akan segera memakan Bumi dan seisinya.

Untuk mencegah hal itu terjadi, mereka akan mencoba mengusir pemangsa itu dengan mengayunkan tombak ke Bulan dan membuat banyak suara bising, termasuk memukuli anjing mereka untuk membuat mereka melolong dan menggonggong.

Suku Inca kuno di Peru percaya bahwa gerhana terjadi karena ada jaguar yang menyerang Bulan. iStock/Bartosz Hadyniak Suku Inca kuno di Peru percaya bahwa gerhana terjadi karena ada jaguar yang menyerang Bulan.

5. Menjemur makanan untuk membunuh bakteri

Masih dari Hindustan Times, masyarakat India percaya bahwa sinar Bulan dan Matahari ketika gerhana terjadi membawa bentuk ultraviolet khusus yang bisa membunuh mikroorganisme dalam makanan.

Itulah sebabnya ketika gerhana terjadi, mereka akan mengeluarkan semua bahan makanan di halaman rumah agar makanan bebas penyakit.

Baca juga: Bisakah Mengamati Gerhana Bulan Total 8 November 2022 Saat Cuaca Hujan?

6. Bulan diserang iblis

Penduduk Mesopotamia kuno juga memiliki kepercayaan sendiri soal gerhana Bulan. Mereka percaya, gerhana terjadi lantaran Bulan diserang oleh sekawanan iblis.

Budaya tradisional mereka menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan keadaan di Bumi. Dan karena raja mewakili tanah dalam budaya Mesopotamia, orang-orang memandang gerhana Bulan sebagai serangan terhadap raja mereka.

Dari situlah, ketika gerhana akan terjadi (di mana mereka memiliki kemampuan memprediksi), mereka akan memasang raja pengganti yang dimaksudkan untuk menanggung beban serangan apa pun.

7. Bulan dimakan hewan peliharaannya

Mitos gerhana yang diceritakan oleh Hupa, suku asli Amerika dari California utara, memiliki akhir yang lebih bahagia.

Hupa percaya Bulan memiliki 20 istri dan banyak sekali hewan peliharaan. Sebagian besar hewan peliharaan itu adalah singa gunung dan ular, dan ketika Bulan tidak membawa cukup makanan untuk mereka makan, mereka menyerang dan membuatnya berdarah.

Gerhana akan berakhir ketika istri Bulan datang untuk melindunginya, mengumpulkan darahnya dan memulihkan kesehatannya.

Baca juga: Rincian Jadwal dan Wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Jangan sampai Ketinggalan!

8. Bulan dan Matahari bertempur

Mitos yang lebih modern, adalah yang beredar di kalangan masyarakat Batammaliba di Togo dan Benin, Afrika.

Dalam mitos ini, Matahari dan Bulan bertempur saat gerhana, dan orang-orang akan mendorong mereka untuk berhenti.

Jadi ketika gerhana Bulan tiba, masyarakat Afrika akan melihatnya sebagai momen untuk bersama-sama menyelesaikan permusuhan dan kemarahan lama.

Dalam mitos yang masih dipercayai hingga kini tersebut, ritual kuno akan berbaur dengan para ahli sains kontemporer, sama-sama mengamati gerhana yang tengah terjadi.

Itulah 8 mitos yang beredar saat gerhana Bulan. Adakah mitos gerhana di daerah Anda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com