Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 133 Orang, Ketum PSSI-Presiden FIFA Main Fun Football di Jakarta

Kompas.com - 20/10/2022, 12:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan soal pertandingan persahabatan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (18/10/2022) malam.

Pertandingan itu ramai dibahas karena warganet mempertanyakan empati PSSI dan FIFA saat korban Tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 133 di hari yang sama. 

Gianni Infantino sebelumnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.

Dalam foto yang dirilis di akun Twitter resmi PSSI, tampak Iwan Bule dan Gianni Infantino tertawa menikmati pertandingan. 

Iwan Bule batal diperiksa polisi

Sementara di sisi lain, Iwan Bule pada hari yang sama dijadwalkan diperiksa oleh pihak kepolisian terkait Tragedi Kanjuruhan.

Terkait ramainya kritikan soal fun football PSSI dengan FIFA itu, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menuturkan, pertandingan persahabatan itu merupakan keinginan dari Presiden FIFA.

Menurutnya, laga itu diharapkan tidak menyurutkan gairah sepak bola Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan.

"Apa pun bisa terjadi di dunia, tetapi sepak bola diharapkan tetap berjalan," dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Exco PSSI soal Desakan Gelar KLB: Pemerintah Tidak Bisa Mencampuri Itu

Korban meninggal bertambah

Pada hari yang sama, jumlah korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 133 orang.

Korban tersebut sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang sejak 2 Oktober 2022 atau dini hari setelah kejadian.

Ketika dibawa ke rumah sakit, korban yang merupakan warga Jalan Mergosono, Kota Malang, Jawa Timur ini disebut mengalami sesak nafas dan kondisinya terus menurun.

Direktur RSSA dr Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa korban meninggal dunia pada Selasa pukul 13.20 WIB.

Dalam keterangannya, dr Kohar menyebut korban terus mengalami penurunan kondisi sebelum dinyatakan meninggal dunia.

Salah satu tim dokter anestesi dan ICU dr Eko Nofiyanto mengatakan, korban mengalami sejumlah trauma, seperti memar di paru-paru, patah tulang iga, dan tulang paha sebelah kana.

Menurutnya, pihak rumah sakit telah melakukan pengawasan secara penuh terhadap korban sejak hari pertama masuk dalam perawatan.

Akan tetapi, kondisi korban selama 16 hari menjalani perawatan di ICU tidak stabil.

"Sejak datang hingga terakhir, pasien dirawat di ICU. Penyebab kematian ada multi-trauma yang dialami," tutur dr Eko.

Baca juga: Soal Gas Air Mata dalam Kerja Sama Pengamanan Stadion, Asops Polri: Tidak Tahu, Tanya PSSI

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com