Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Akademi Kepolisian atau Akpol, Begini Sejarahnya

Kompas.com - 12/10/2022, 20:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akademi Kepolisian atau Akpol adalah sebuah lembaga pendidikan untuk mencetak Perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Akpol adalah unsur pelaksana pendidikan pembntukan Perwira Polri yang berada di bawah Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri atau Lemdiklat.

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010, Akpol bertujuan menyelenggarakan pendidikan pembentukan Perwira Polri tingkat akademi.

Dilansir dari akpol.ac.id, lama pendidikan Akpol adalah 4 tahun atau 8 semester dengan output pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda).

Pendekatan pendidikan melalui metode pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan.

Akpol tergabung sebagai anggota International Association of Police Academies atau Interpa dari 36 negara anggota lainnya.


Baca juga: Mengenal Intel, Polisi Tak Berseragam Mata dan Telinga Satuan Polri

Sejarah Akademi Kepolisian

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat memimpin Upacara Wisuda Prajurit Taruna Akademi TNI dan Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian Tahun 2021, di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021).Puspen TNI Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat memimpin Upacara Wisuda Prajurit Taruna Akademi TNI dan Bhayangkara Taruna Akademi Kepolisian Tahun 2021, di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/10/2021).

Akpol pertama kali dibentuk oleh beberapa instruktur polisi, yakni RS Soekanto, Broto Moerdokoesoemo, Bustami Aman, dan Djodjodirjo.

Kala itu, mereka bersama membangun sekolah kepolisian dengan nama Sekolah Polisi Bagian Tinggi yang berlokasi di Mertoyudan, Magelang.

Beberapa waktu kemudian, sekolah tersebut diresmikan menjadi Akademi Polisi Mertoyudan yang peresmiannya dihadiri Soekarno dan Mohammad Hatta.

Saat itu, Akademi Polisi Mertoyudan memiliki dosen dan dewan guru besar, antara lain Soepomo, Soenario Kolopaking, Sanjaya Widjaya, Prijono, dan Ki Hadjar Dewantara.

Pada akhir September 1946, Akademi Polisi dipindahkan dari Magelang ke Yogyakarta.

Setelah pengakuan kedaulatan RI pada 27 Desember 1949, Akademi Polisi dipindahkan ke Jakarta seiring dengan perpindahan pusat pemerintahan dari Yogyakarta ke Jakarta.

Namanya pun diubah menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dengan Ketua Dewan Guru Besar dijabat oleh Prof. Mr. Djokosoetono, S.H.

Baca juga: Viral, Video Oknum Polisi Diduga Lecehkan TNI, Jilati Kue dan Beri Ucapan HUT Nyeleneh

Pada masa orde baru, dengan terealisasinya komplek Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Akabri bagian kepolisian, secara bertahap pada awal 1980, Akabri bagian kepolisian di Semarang diresmikan penggunaannya oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. Awaloedin Djamin.

Saat itu, gubernur Akabri bagian kepolisian dijabat oleh Mayjen Soetrasno.

Akabri bagian kepolisian berubah nama dan statusnya menjadi Akademi Kepolisian yang berada langsung di bawah Kapolri sesuai dengan Skep Kapolri No.Pol: skep/36/I/1985 tanggal 24 Januari 1985.

Sejak, 10 April 1999, Akademi Kepolisian dinyatakan terpisah dari Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), dan Akademi Angkatan Udara (AAU).

Teknis administrasi juga lepas dari Mako Akademi TNI diikuti dengan perubahan logo Akademi Kepolisian pada 24 Oktober 2003 yang diresmikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Da'i Bachtiar.

Baca juga: Video Viral Polisi Tilang Travel di Tol Ciawi-Sukabumi Rp 600.000 Sambil Bentak-bentak dan Ancam Perekam UU ITE

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com