Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Agar Tragedi Kanjuruhan Tak Terulang

Kompas.com - 07/10/2022, 08:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBAGAI seorang warga Indonesia saya berbelasungkawa atas wafatnya para sesama warga yang jatuh sebagai korban tragedi Kanjuruhan.

Saya yang kehilangan ayah kandung pada masa pasca tragedi G30S dapat merasakan betapa berat beban rasa sedih para keluarga yang ditinggalkan. Maka dengan penuh kerendahan hati saya bersujud demi berdoa memohon perkenan Yang Maha Kasih melimpahkan anugerah kekuatan lahir dan batin kepada keluarga yang ditinggalkan.

Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya prihatin atas kurangnya perhatian kemanusiaan terhadap para korban tragedi Kanjuruhan karena perhatian lebih terarah ke upaya saling menyalahkan atas sesuatu tragedi kemanusiaan yang sudah terlanjur terjadi.

Baca juga: Ancaman Hukuman Enam Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Sebelum para saintis mampu menciptakan mesin waktu yang bisa rewind bahkan replay waktu seperti khayalan HG Wells di dalam novel fiksi ilmiah Time Machine, maka mustahil manusia secara kelirumologis mampu mengoreksi kekeliruan di masa lalu.

Maka perilaku saling menyalahkan tentang sesuatu yang sudah terlanjur terjadi di masa lalu pada hakikatnya lebih banyak mudarat ketimbang manfaat.

Pada hakikatya, tragedi Kanjuruhan merupakan suatu indikasi diagnosis bahwa dunia sepakbola Indonesia sedang menderita gangguan penyakit, sehingga menimbulkan dampak buruk infrastruktur ragawiah maupun batiniah terhadap peradaban olahraga bangsa Indonesia.

Gangguan penyakit memang lazim ditangani secara kuratif. Namun tidak kurang dari Lembaga Kesehatan PBB, WHO, demi melengkapi tindakan kuratif sudah resmi menawarkan paradigma penanggulangan penyakit abad XXI dengan mashab sedia payung sebelum hujan dalam bentuk ikhtiar preventif dan promotif.

Maka sebagai warga Indonesia maupun pendiri Pusat Studi Kelirumologi serta Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, saya sangat menghargai dan berterima kasih atas langkah nyata yang diambil oleh Menko Polhukam, Mahfud MD, membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). 

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Pesan Perdamaian, Suporter Harus Hentikan Kebencian

Semoga pembentukan TGPF bukan terbatas mencari fakta tetapi juga memberikan solusi untuk memperbaiki masa depan sebagai upaya nyata preventif demi mencegah dan promotif demi membina agar jangan sampai tragedi Kanjuruhan kembali terulang terjadi di masa depan.

Insya Allah, TGPF Tragedi Kanjuruhan berhasil memberikan solusi yang siap dijadikan sebagai bekal pedoman preventif dan promotif dalam perjalanan perjuangan membentuk masa depan peradaban olahraga Indonesia yang lebih baik ketimbang masa lalu sesuai makna luhur terkandung di dalam Pancasila yaitu sila Kemanusiaan Yang Adil dan Berabad maupun Keadilan Sosial Untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Tren
Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Tren
Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Tren
Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Tren
Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Tren
Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Tren
Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Tren
Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com