Kini di mana-mana termasuk di Kanjuruhan, polisi selalu menjadi sasaran cemooh dan caci maki publik.
Kembali ke Tragedi Kanjuruhan, memang polisi bersalah dalam menggunakan gas air mata sebab FIFA sudah tegas melarang penggunaan gas air mata terhadap penonton pertandingan sepak bola.
Akibat tidak berada di lokasi pada saat Tragedi Kanjuruhan terjadi, maka saya tidak berani memberi saran.
Saya memberanikan diri menyampaikan saran kepada Menko Polhukam dan Menko PMK untuk membentuk Tim Pencari Fakta dan Solusi terdiri dari para tokoh polisi, TNI, olahraga, budaya, arsitek stadion, psikolog perilaku massa, antropolog dll.
Tim bersama secara kelirumologis mencari fakta, bukan siapa, tetapi apa yang keliru pada Tragedi Kanjuruhan kemudian mencari solusi, mengoreksi kekeliruan masa lalu demi masa depan persepakbolaan Indonesia yang lebih berperikemanusiaan.
Di masa depan tidak boleh ada satu nyawa warga pun jatuh sebagai korban sekadar pertandingan sepak bola yang seharusnya bukan menyengsarakan, tetapi membahagiakan dan menggembirakan rakyat! Tragedi Kanjuruhan jangan sampai terulang kembali!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.