KOMPAS.com - Kota Padang berpotensi mengalami gempa bumi dan tsunami, karena letak pantainya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana Kota Padang dan pencanangan komunitas siaga tsunami, Kota Padang, Jumat (30/9/2022).
"Kota Padang adalah kota yang memiliki potensi gempa bumi dan tsunami dikarenakan letak pantainya di bagian barat berhadapan dengan zona sumber gempa bumi Megathrust, yang menurut para pakar memiliki potensi magnitudo cukup besar," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dwikorita melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/10/2022), mengatakan seluruh Pantai Barat Sumatera mulai dari pesisir Aceh hingga Lampung telah mengalami peristiwa gempa besar yang merusak.
Seluruh energi gempa di Pantai Barat Pulau Sumatera tersebut menyisakan segmen sumber gempa Megathrust Mentawai-Siberut yang berhadapan dengan pesisir Sumatera Barat, sebagai satu-satunya segmen megathrust yang belum rilis energi sejak tahun 2000.
Situasi ini, kata dia, berpotensi membangkitkan gempa besar dan merusak. Berdasarkan kajian para ahli, segmen tersebut menyimpan potensi magnitudo maksimum hingga 8,9.
Menurut Dwikorita, hal ini perlu menjadi perhatian bersama seluruh pihak guna menyiapkan langkah mitigasi komprehensif guna mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerugian yang besar.
"Berdasarkan catatan Katalog Tsunami BMKG, Sumatera Barat pernah mengalami tsunami beberapa kali yaitu pada tahun 1797, 1833, 1904, dan 1935. Di samping itu, dalam pemodelan tsunami BMKG, menunjukkan bahwa tinggi gelombang tsunami di pesisir Kota Padang akibat gempa bumi skenario terburuk Magnitudo M8,9 dapat mencapai lebih dari 10 meter dengan waktu tiba tsunami kurang dari 30 menit," ujar Dwikorita.
Melihat potensi tsunami tersebut, lanjut Dwikorita, ditambah status Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat dengan kepadatan penduduk mencapai lebih dari 900.000 jiwa, maka tidak heran jika Kota Padang memiliki indeks risiko tsunami yang sangat tinggi.
Baca juga: Analisis Gempa M 6.0 di Tapanuli Utara dan Laporan Kerusakan
BMKG mendorong Pemerintah Kota Padang mewujudkan masyarakat siaga tsunami (Tsunami Ready Community) di seluruh kelurahan Kota Padang.
Langkah ini bertujuan menyiapkan masyarakat agar senantiasa siap siaga dan tidak gagap dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami.
Sedikitnya ada 5.402.239 penduduk Indonesia yang diperkirakan terancam tsunami.
Apabila seluruh masyarakat Kota Padang telah dibimbing dan diarahkan untuk dapat menerapkan Tsunami Ready, maka dengan jumlah penduduk Kota Padang lebih dari 900.000 jiwa, akan berkontribusi pada sekitar 18 persen keselamatan penduduk Indonesia yang terancam tsunami.
"Hari ini Tsunami Ready telah terbentuk di Kelurahan Purus dan Kelurahan Lolong Belanti. Semoga ini menjadi contoh baik untuk masyarakat Padang lainnya dan segera disusul oleh kelurahan-kelurahan lainnya untuk menjadi masyarakat siaga tsunami selanjutnya," tutur Dwikorita.
Baca juga: Ramai Potensi Tsunami 28 Meter di Pacitan Jawa Timur, Ini Analisis BMKG
Dwikorita menegaskan bahwa butuh keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat untuk mempercepat terwujudnya Tsunami Ready Community.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.