Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Tragedi Nasional Jangan Terulang Kembali

Kompas.com - 30/09/2022, 07:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TRAGEDI nasional berawal pada 30 September 1965 yang menimpa bangsa, negara, dan rakyat Indonesia mustahil dapat saya lupakan selama hayat masih dikandung badan.

Demikian pula para sesama warga Indonesia yang ditinggalkan oleh para sanak keluarga, pasti akan mustahil dapat melupakan lembaran sejarah bangsa, negara, dan rakyat Indonesia yang digores dengan tetesan air mata dan darah.

Saya pribadi, yang pada masa itu masih remaja, senantiasa teringat bahwa ayah kandung saya yang tidak bersalah apapun kecuali dilahirkan sebagai warga keturunan China telah diculik pada suatu malam hari kemudian dibunuh entah oleh siapa.  Sampai saat naskah ini ditulis pada 30 September 2022, belum ditemukan di mana jenazah beliau dikubur atau dibuang.

Baca juga: Gerakan 30 September dan Salah Perhitungan Aidit - (Bagian 1 dari 3 tulisan)

Syukur alhamdullilah, ibu kandung dan saudara-saudari kandung saya sempat diselamatkan kemudian diungsikan dari pulau Bali ke pulau Jawa oleh pada sahabat keluarga yang kebetulan tahu bahwa keluarga kami sama sekali bukan anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) dan segenap onderbouw-nya.

Namun mujur tak bisa diraih nahas tak bisa ditolak, banyak sanak keluarga saya di Jawa dan Bali yang sebenarnya juga bukan anggota PKI hilang lenyap entah oleh siapa dan ke mana dilenyapkan.

Gedung sekolah di Semarang, di mana saya bersekolah, diserbu kaum demonstran pendukung Orde Baru kemudian digunakan sebagai kamp konsentrasi untuk mereka yang dianggap anggota PKI dan segenap jejaringannya.

Sebagai seorang remaja pada masa prahara nasional itu terjadi, saya hanya bisa menyaksikan sebagai penonton pasif belaka, tanpa berdaya apapun, kecuali ikut merasakan betapa kecemasan dan ketakutan mencengkam lubuk sanubari setiap warga Indonesia yang tidak tahu siapa lawan siapa kawan.

Baca juga: Gagasan Rekonsiliasi dari Anak Korban PKI…

Setiap kali tiba tanggal 30 September, dengan penuh ketendahan hati saya bersujud demi memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa berkenan melimpahkan anugerah kesadaran serta kekuatan lahir dan batin bagi bangsa Indonesia untuk senantiasa menggalang persatuan Indonesia demi bersama mencegah tragedi nasional yang telah merenggut jutaan nyawa warga Indonesia kembali terjadi di Tanah Air Udara nan gemah ripah loh jinawi tata tenterem kerta raharja. Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala AFF U-16 2024

Tren
Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Anang Hermansyah Sekeluarga Jadi Duta Wisata Jeju Korea Selatan

Tren
Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Tren
Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Ramai soal Telkomsat Jual Layanan Starlink Harganya Rp 130 Juta, Ini Kata Telkom Group

Tren
Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Viral, Video Kebakaran di Kawasan TN Bromo Tengger Semeru, Ini Kata Pengelola

Tren
Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Bermaksud Bubarkan Tawuran, Remaja di Kalideres Jakbar Jadi Tersangka

Tren
Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Sedikitnya 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Tren
Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Update: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat di Tanah Suci Capai 225 Orang

Tren
PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?

Tren
4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

4 Lowongan KAI untuk Lulusan SMA, Berikut Syarat dan Cara Melamarnya

Tren
Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Gaduh soal Lumba-Lumba Pink, Asli atau Rekayasa? Ini Kata Peneliti Mamalia Laut

Tren
Istilah 'Khodam' Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Istilah "Khodam" Ramai di Media Sosial, Apa Itu? Ini Penjelasan Budayawan

Tren
5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

5 Perilaku Aneh yang Umum Dilakukan Anjing Peliharaan dan Alasannya

Tren
28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

28 Wilayah DIY Berpotensi Kekeringan 21-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Viral, Video Pengunjung Beri Makan Kuda Nil Sampah Plastik, Taman Safari Bogor: Sedang Dicari Identitasnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com