Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diproyeksi Akan Terjadi pada 2023, Apa Itu Resesi Global?

Kompas.com - 29/09/2022, 13:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut akan terjadi resesi global pada 2023.

Hal ini mengacu pada studi Bank Dunia yang menilai kebijakan pengetatan moneter oleh bank-bank sentral akan berimplikasi pada krisis pasar keuangan dan pelemahan ekonomi.

"Kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (27/9/2022).

Lantas, apa itu resesi global?

Dikutip dari Investopedia, resesi global adalah periode penurunan ekonomi yang berkepanjangan di seluruh dunia.

Baca juga: Pasar Masih Khawatir Resesi Global, Tren Pelemahan IHSG Diproyeksi Berlanjut

Ini melibatkan resesi yang kurang lebih tersinkronisasi di banyak ekonomi nasional, karena hubungan perdagangan dan sistem keuangan internasional mengirimkan guncangan ekonomi.

Dana Moneter Internasional (IMF) menggunakan serangkaian kriteria yang luas untuk mengidentifikasi resesi global, termasuk penurunan produk domestik bruto (PDB) per kapita di seluruh dunia.

Menurut definisi IMF, penurunan output global ini harus bertepatan dengan melemahnya indikator makroekonomi lainnya, seperti perdagangan, arus modal, dan lapangan kerja.

Sementara, indikator makroekonomi harus berkurang selama periode waktu yang signifikan untuk diklasifikasikan sebagai resesi.

Meskipun tidak ada definisi resmi tentang resesi global, kriteria yang ditetapkan oleh IMF memiliki bobot yang signifikan karena status organisasi tersebut di seluruh dunia.

IMF juga tidak menentukan jangka waktu minimum saat memeriksa resesi global.

Berbeda dengan beberapa definisi resesi, IMF melihat faktor tambahan di luar penurunan PDB.

Baca juga: Resesi Global di Depan Mata, Waktunya Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai?

Selain itu, harus ada penurunan faktor ekonomi lainnya, seperti perdagangan, arus modal, produksi industri, konsumsi minyak, tingkat pengangguran, investasi per kapita, dan konsumsi per kapita.

Dalam sejarahnya, sudah ada lima kali resesi global sejak Perang Dunia II, yaitu tahun 1975, 1982, 1991, 2009, dan 2020.

Pada 2020, IMF mendeklarasikan resesi global baru yang dijuluki Great Lockdown, akibat penerapan pembatasan selama pandemi Covid-19.

Ini merupakan rekor resesi global terburuk sejak Great Depression antara 1929-1941.

Dampak resesi global pada suatu negara juga bervariasi berdasarkan beberapa faktor.

Misalnya, hubungan perdagangan suatu negara dengan seluruh dunia yang menentukan skala dampak pada sektor manufakturnya.

Di sisi lain, kecanggihan pasar dan efisiensi investasi menentukan bagaimana industri jasa keuangan terpengaruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com