KOMPAS.com – Presiden China Xi Jinping ramai dikabarkan telah dikudeta dan dikenai tahanan rumah oleh militer pada Sabtu (24/9/2022)
Topik “Xi Jinping” menjadi pembicaraan lebih dari 50.000 kali di Twitter pada Minggu (25/9/2022) malam.
Ada warganet yang menyebarkan rumor bahwa Xi Jinping dijungkalkan dan ditahan oleh Tentara Pembabasan Rakyat China (PLA). Namun belum ada pernyataan resmi dari Beijing mengenai rumor tersebut.
Baca juga: Di Balik Isu Kudeta Militer China dan Xi Jinping dalam Tahanan Rumah
Sejumlah hal mendasari adanya rumor bahwa Xi Jinping telah dikudeta. Salah satunya karena Xi yang lama tak tampil di publik.
Dikutip dari Bussinesstoday, Presiden China Xi Jinping terakhir kali terlihat di depan umum saat KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan pada 15-16 September 2022.
Dalam KTT itu hadir pula Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Terkait kegiatan tersebut, ada kemungkinan Xi Jinping dikarantina sesuai kebijakan nol Covid-19 yang diterapkan pada individu yang masuk ke China.
Spekulasi kudeta juga muncul usai sejumlah penerbangan komersial yang terbang di atas Beijing pada Sabtu (24/9/2022) dilaporkan dibatalkan.
#PLA military vehicles heading to #Beijing on Sep 22. Starting from Huanlai County near Beijing & ending in Zhangjiakou City, Hebei Province, entire procession as long as 80 KM. Meanwhile, rumor has it that #XiJinping was under arrest after #CCP seniors removed him as head of PLA pic.twitter.com/hODcknQMhE
— Jennifer Zeng ?? (@jenniferzeng97) September 23, 2022
Terdapat pula laporan tak terkonfirmasi mengenai pembatalan layanan bus dan kereta cepat keluar Beijing.
Menurut laporan Newsweek, kendati mengonfirmasi bahwa sejumlah penerbangan dibatalkan, situs web Bandara Internasional Ibu Kota Beijing menampilkan banyak penerbangan yang tinggal landas sesuai jadwal.
Di lain sisi, terdapat laporan bahwa sejumlah penerbangan dari Beijing dibatalkan karena sebuah latihan militer yang direncanakan.
Di Twitter, sebuah video yang mengklaim barisan kendaraan militer menuju Beijing untuk kudeta disebarkan secara luas. Namun, video ini tidak bisa diverifikasi.