Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berdirinya Observatorium Bosscha

Kompas.com - 08/08/2022, 12:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa yang belum tahu observatorium Bosscha?

Bosscha adalah bangunan ikonik yang berlokasi di Jalan Peneropongan Bintang Nomor 45, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Bukan sekadar observatorium biasa, Bosscha ternyata memiliki sejarah dan profil yang menarik.

Baca juga: Observatorium Bosscha, Tempat Persembunyian Ikonik di Film Petualangan Sherina

Sejarah Bosscha

Dilansir dari laman Bosscha, observatorium Bosscha atau yang dikenal dulu sebagai Bosscha Sterrenwacht dibangun atas inisiasi Karel Albert Rudolf (K.A.R.) Bosscha.

Bosscha dibantu oleh kemenakannya, R.A. Kerkhoven dan seorang astronom Hindia Belanda, Joan George Erardus Gijsbertus Voûte, menghimpun para peminat untuk membentuk sebuah perkumpulan yang akan merealisasikan ide pembangunan observatorium.

Pembangunan observatorium dilakukan oleh arsitek Wolff Schoemaker. Sementara pondasi bangunannya dibangun oleh De Hollandsche Beton Maatschappij.

Dikutip dari Kompas.com, (17/2/2022), observatorium Bosscha dipilih untuk didirikan di Lembang karena topografi wilayah ini berada pada posisi cukup aman untuk melihat gugus galaksi di langit sisi selatan.

Baca juga: Observatorium Bosscha Jadi Bangunan Cagar Budaya, Begini Sejarah dan Kontribusinya untuk Astronomi

Nama Bosscha

Observatorium BosschaDok ITB Observatorium Bosscha
Pada pertemuan 12 September 1920 di Hotel Homann Bandung, dibentuk Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereniging (NISV).

Perhimpunan ini bertujuan untuk mendirikan dan memelihara sebuah observatorium astronomi di Hindia Belanda, serta memajukan ilmu astronomi.

Dalam rapat itu, Karel Bosscha bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang.

Saat itu, Bosscha juga merupakan tuan tanah perkebunan teh Malabar.

Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923.

Pada 7 Juni 1928, sebuah teropong refraktor ganda zeiss 60 sentimeter ditempatkan di Bosscha Sterrenwacht.

Teropong ini dibeli Bosscha dan Dr J Voute di Jerman. Teropong ini merupakan salah satu teropong terbesar ketiga di bumi bagian selatan.

Setelah itu, perkembangan Bosscha dibantu oleh banyak pihak.

NISV menerima sumbangan dana dari De Bataafsche Petroleum Maatschappij, De Javasche Bank, De Stoomvaart Mij "Nederland", De Stoomvaart Mij "Rotterdamsche Llyod, dan De Nederlandsche Handel Maatschappij.

Instansi tersebut menyumbangkan dana kepada NISV masing-masing sebesar 10.000 gulden.

Sementara, Prof. JG van de Sande Bakhuyzn menyumbangkan koleksi perpustakaan.

Baca juga: Fenomena Bumi Berputar Lebih Cepat dan Hari Jadi Pendek, Ini Penjelasan BRIN

Perkembangan Bosscha

Sepuluh tahun setelah berdiri, Bosscha Sterrenwacht banyak menghasilkan kontribusi bagi dunia astronomi internasional.

Kontribusi tersebut terutama dalam optik bintang ganda dan penentuan garis bujur di Bumi.

Namun Selama Perang Dunia II segala aktivitas penelitian di Bosscha Sterrenwacht berhenti. Bahkan observatorium ini harus mengalami renovasi karena kerusakan akibat Perang Dunia II.

Pada 17 Oktober 1951, NISV secara resmi menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI.

Oleh pemerintah Indonesia, observatorium "dititipkan" untuk menjadi bagian dari FIPIA Universitas Indonesia yang kemudian menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Hingga kini ITB masih merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang menjalankan pendidikan sarjana, magister, dan doktoral dalam astronomi dan astrofisika.

Observatorium Bosscha juga masih merupakan observatorium astronomi terbesar di Indonesia dengan kontribusi dalam penelitian dan pendidikan astronomi yang signifikan di Asia Tenggara.

Baca juga: Ini Rencana Penyambutan Bosscha Saat Gerhana Matahari Total 2023

Bosscha jadi Cagar Budaya Nasional

salah satu pengunjung tengah mencoba melihat langit melalui teleskop zeiss, yang merupakan salah satu teleskop di observatorium bosscha.KOMPAS.com/AGIEPERMADI salah satu pengunjung tengah mencoba melihat langit melalui teleskop zeiss, yang merupakan salah satu teleskop di observatorium bosscha.
Pemerintah mencanangkan Observatorium Bosscha sebagai Cagar Budaya Nasional pada tahun 2004.

Kemudian pada 2008, Bosscha ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional.

Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 184/M/2017, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya tingkat Nasional melalui penilaian atas kualitas kondisi fasilitas lahan dan fisik gedung dan instrumentasi observatorium, koleksi hasil pengamatan dan pustaka yang tak ternilai.

Selain itu, Observatorium Bosscha masih terus berkontribusi pada sains astronomi dan pada upaya pencerdasan bangsa Indonesia.

Pada tahun 2021, Observatorium Bosscha diangkat sebagai bangunan cagar budaya peringkat Kabupaten melalui surat Keputusan Bupati Bandung Barat 188.45/Kep.731-Disparbud/2021.

Peraturan Pemerintah yang secara eksplisit mencantumkan Observatorium Bosscha sebagai kawasan dan institusi yang perlu dilindungi fisik maupun fungsinya melalui ketentuan:

  • Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 2 Tahun 2016: “Pedoman Pengendalian Kawasan Bandung Utara Sebagai Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat”
  • Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 45 Tahun 2018: “Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung”

Status institusional: Observatorium Bosscha berada di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Baca juga: Bosscha Menyibak Lautan Cahaya

Fasilitas Observatorium Bosscha

Refraktor ganda Zeiss sumbangan KAR Bosscha di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung Barat. KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ Refraktor ganda Zeiss sumbangan KAR Bosscha di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung Barat.
Seperti diketahui, Observatorium Bosscha memiliki sejumlah teleskop, yakni:

  • Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
  • Teleskop Refraktor Zeiss dari RA Kerkhoven
  • Teleskop Schrnidt Bima Sakti
  • Teleskop Refraktor Bamberg
  • Teleskop Cassegrain GOTO
  • Teleskop Refraktor Secretan
  • Teleskop Refraktor Unitron

Selain itu, Bosscha juga dilengkapi dengan ruang ceramah, ruang baca, perpustakaan, ruang teropong, dan lainnya. Hingga kini bangunan ini sangat terawat.

Pada kondisi normal, Bosscha bisa dikunjungi oleh masyarakat, terutama para siswa yang penasaran dengan ilmu astronomi.

(Sumber: Kompas.com/Reni Susanti | Editor: Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com