Pada habitat aslinya, ikan ini memiliki banyak pemangsa alami, namun menurutnya di Danau Toba ikan tersebut tak memiliki pengendali.
Ikan red devil menurutnya memiliki panjang sekitar 10-20 cm dengan berat 20-100 gram.
“Ikan red devil memiliki edible portion yang rendah sehingga nilai jualnya rendah, sehingga secara ekologi dan ekonomi merugikan,” ungkapnya.
Baca juga: Selain Lele, Berikut Cara Budi Daya Ikan Nila dan Gurame dalam Ember
Terpisah, Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, M Mukhlis Kamal menjelaskan, ikan red devil memiliki nama ilmiah Amphilophus labiatus, dan merupakan jenis ikan dari marga Cichlidae.
Ia mengatakan, ikan tersebut masih satu marga/famili dengan ikan nila dan ikan mujair.
Namun, berbeda dengan kedua ikan tersebut yang berasal dari DAS Nil, ikan red devil hidup secara endemik di Danau Managua dan Danau Nicaragua, Amerika Tengah.
Baca juga: Ribuan Burung Pipit Mendadak Mati hingga Ikan Berlompatan di Pinggir Pantai, Ada Apa?
Ia menjelaskan, ikan ini perbanyakan keturunannya sangat baik sehingga cepat berkembang biak. Apalagi menurutnya ikan red devil tahan perairan yang kurang baik kondisinya.
Oleh karena itulah ikan red devil yang sudah banyak lepas ke perairan umum pada akhirnya menjadi penguasa khususnya perairan danau.
“Kasus-kasus danau dan waduk yang diinvasi ikan red devil sudah ada dari Sabang sampai Merauke. Sudah sangat sulit untuk membasmi atau menekan populasinya. Dan keberadaannya sangat mengganggu ikan-ikan asli Indonesia,” ungkapnya, Jumat (29/7/2022).
Baca juga: 10 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Memilih Akuarium Ikan Cupang
Mukhlis menjelaskan bahwa spektrum makanan red devil sangat luas, karena bisa menjadi karnivora, herbivora, maupun omnivora (pemakan segala).
“Video tiktok yang viral menunjukkan mereka memakan bangkai ikan, membuktikan mereka karnivor yang cenderung buas,” ucapnya.
Ikan red devil imbuhnya, bisa dimakan, akan tetapi banyak pendapat yang mengatakan bahwa ikan tersebut banyak durinya dan kurang enak rasanya.
"Secara ekonomi ikan red devil tidak menguntungkan," imbuh dia.
Baca juga: Banyak Diminati, Berikut Keistimewaan hingga Sejarah Ikan Cupang di Indonesia
Ia menilai tidak mudah untuk membersihkan perairan dari ikan invasif seperti red devil apabila sudah berkembang biak di mana-mana.