KOMPAS.com - Brasil dan Spanyol menjadi negara yang melaporkan kasus kematian cacar monyet atau monkeypox pertama di luar Afrika.
Dilansir dari BBC (30/7/2022), Brasil melaporkan kasus kematian cacar monyet pada Jumat (29/7/2022) lalu.
Tak lama, Spanyol turut melaporkan kasus kematian akibat cacar monyet pertama di negara Eropa ini.
Lantas, apa penyebab kematiannya?
Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Bagaimana Kesiapan Indonesia?
Infeksi dan risiko penyakit cacar monyet terhadap populasi umum cenderung rendah.
Meski demikian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi medis bahkan kematian di beberapa orang.
Pada Jumat (29/7/2022), Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan, pasien cacar monyet yang meninggal adalah seorang pria berusia 41 tahun.
Dilansir dari France24 (30/7/2022), pria tersebut meninggal pada Kamis (28/7/2022) di Kota Belo Horizonte.
Pasien meninggal pertama ini merupakan penderita limfoma atau kanker kelenjar getah bening, serta memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
"Penting untuk digarisbawahi bahwa dia memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang serius," ujar sekretaris kesehatan Minas Gerais, Fabio Baccheretti.
Oleh karena itu, tambahnya, masyarakat tak perlu panik karena tingkat kematian cacar monyet sangat rendah.
Adapun sejauh ini, masih dari BBC, Brasil telah mengonfirmasi 1.066 kasus cacar monyet, serta 513 kasus suspek.
Data awal Kementerian Kesehatan Brasil menunjukkan, lebih dari 98 persen kasus konfirmasi terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
Baca juga: Waspadai, Ini Cara Penularan Penyakit Cacar Monyet
Dilansir dari Reuters (30/7/2022), Spanyol pertama kali melaporkan kematian terkait cacar monyet pada Jumat (29/7/2022), tak lama usai Brasil melaporkan kematian pertamanya.
Satu hari kemudian, pada Sabtu (30/7/2022), negara ini kembali melaporkan kasus kematian cacar monyet untuk kedua kalinya.