Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

"Thought Leadership": Kepemimpinan Berbasis Gagasan, Inovasi, dan Dampak

Kompas.com - 28/07/2022, 09:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TOM Nichols dalam buku The Death of Expertise (2017) membuka fakta yang mengkhawatirkan bahwa peran ahli semakin berkurang - dipaksa berkurang - karena internet telah menggantikan peran mereka. Setiap orang bertransformasi menjadi pakar ketika baru membaca beberapa artikel dari internet. Ditambah peran media sosial yang mengamplifikasi pengaruh dari para endorser yang opininya memiliki pengaruh yang signifikan. Padahal, mereka belum ahli dalam hal tertentu, tetapi telah mendapatkan otoritas sosial berdasarkan jumlah pengikutnya.

Bagi saya, menjadi seorang dengan otoritas berarti memiliki keahlian di bidang tertentu. Apabila ada topik atau kajian tertentu yang membutuhkan pendapat pakar, kita pasti mendatangi orang yang sudah berkecimpung di topik itu. Kita biasanya menyebutnya dengan label specialists.Seseorang dengan keahlian, kepakaran, kompetensi di bidang tertentu. Hal itu merupakan hasil dari pembelajaran terus-menerus dan perjalanan karir yang dibangun secara konsisten.

Apa hubungannya dengan kepemimpinan? Prinsip dasarnya sama. CEO (chief executive officer) yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tertentu, akan menjadi otoritas dalam bisnis yang dia geluti. Itu karena mereka memiliki passion untuk mendalami bisnis yang sedang dijalani, sehingga mereka mendapatkan status sosial tersebut. Sikap, karakter, dan tindakan mereka tersebut merupakan bagian dari kajian serta fenomena thought leadership.

Thought leadership adalah soal pertumbuhan

Kita pasti familiar dengan nama seperti Bill Gates, Elon Musk, maupun Jack Ma. Mereka bertiga merupakan beberapa CEO yang sukses di bidang teknologi: Bill Gates dengan Microsoft-nya, Elon Musk dengan SpaceX dan Tesla, dan Jack Ma dengan Alibaba. Ketika mereka memberikan pendapat tentang perkembangan teknologi di dunia sekarang, pendapat para CEO itu menjadi pertimbangan banyak orang.

Contohnya yang masih cukup hangat ketika Mark Zuckeberg membangun metaverse. Bill Gates berpandangan bahwa metaverse akan menjadi teknologi masa depan dalam beberapa tahun mendatang. Pandangan berbeda datang dari Elon Musk, yang mengatakan dia tidak terlalu antusias dengan ide metaverse. Meskipun berbeda, pandangan mereka berdua layak mendapatkan pertimbangan tertentu dari pemerintah, organisasi, dan pemimpin bisnis. Mengapa? Karena BIll Gates dan Elon Musk telah berkecimpung di dunia teknologi dan sukses dengan perusahaannya. Mereka membangun reputasi berdasarkan pengetahuannya tentang teknologi dan bagaimana teknologi bisa berguna untuk masyarakat. Itulah yang dinamakan thought leadership.

Thought leadership merupakan sebuah konsep di mana individu menjadi pemimpin di suatu bidang melalui ide-ide dan pemikirannya. Ia membawa pengikut (followers) dan orang di bidangnya menuju ‘wilayah’ yang baru melalui berbagai ide dan pemikirannya

Bill GatesBloomberg Bill Gates
Secara konsep, thought leadership adalah kepemimpinan yang hadir karena seorang individu memiliki keahlian pada bidang tertentu, ia tidak hanya punya ide, tetapi mampu mengeksekusi ide tersebut menjadi karya yang bermanfaat bagi banyak orang.

Baca juga: Ingin Seperti Steve Job? Mahasiswa Harus Punya Gritty Leadership

 

Menurut Joel Kurtzman, Editor-in-Chief dari Harvard Business Review, though leaders adalah seseorang yang memiliki ide orisinil, sudut pandang yang unik, atau wawasan yang belum pernah ada di industri yang mereka geluti. Dari penjelasannya, Joel secara implisit menunjukkan bahwa thought leader itu adalah one of a kind.

Jake Dunlap, CEO dari perusahaan konsultan penjualan, Skaled, menjelaskan tentang thought leader dengan bahasa yang sederhana. Dia mengatakan bahwa thought leader melihat masa lalu, menganalisis masa sekarang, dan menerangi masa depan dengan sudut pandangnya yang unik. Dia lebih menekankan pada proses berpikir dan output yang dihasilkan dari proses berpikir tersebut.

Diego Pineda, dalam bukunya The Solo Thought Leader: From Solopreneur to Go-To Expert in 7 Steps mengemukakan lima karakter thought leader. Pertama, thought leader mendalami bidang yang mereka geluti. Kedua, thought leader berani mengambil sikap dan tidak takut dengan kontroversi. Ketiga, thought leader bersemangat untuk membangun komunitas. Keempat, though leader mengembangkan “suara” unik mereka. Terakhir, thought leader menciptakan kekayaan intelektual dari ciptaannya.

Dari ketiga definisi tersebut, thought leadership adalah tentang seorang pemimpin yang memiliki passion terhadap hal yang digelutinya, baik itu di bidang teknologi, sosial, dan lingkungan. Mereka bersemangat untuk membangun komunitas dan mengembangkan keahliannya. Thought leader adalah seorang inventor yang mengembangkan ciptaannya untuk bisa bermanfaat kepada banyak orang. Mereka mendobrak banyak kebijaksanaan tradisional dan thought leader menciptakan peraturan baru yang membuat semuanya mau tidak mau harus mengikuti peraturan itu.

Peran penting thought leaders

Penerapan thought leadership sebenarnya dapat kita lihat dalam berbagai peristiwa dari sejarah masa lalu. Kita bisa belajar banyak tentang bagaimana seorang inventor memimpin dirinya sendiri dan orang lain, serta menciptakan inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat hingga kini, mulai dari Alexander Graham Bell, Thomas Alva Edison, dan Henry Ford.

Mereka adalah pionir di bidang yang mereka geluti. Seorang inventor yang telah meninggalkan jejak yang abadi bagi peradaban bangsa. Mereka bertiga hanyalah segelintir dari banyaknya thought leader. Dalam beberapa dekade ke belakang juga banyak thought leader yang telah menciptakan banyak inovasi. Misalnya kita ambil contoh Larry Page dan Sergey Brin. Mereka berdua adalah thought leaders karena mereka ahli di bidangnya. Terlebih, Larry dan Sergey telah menciptakan mesin pencari terbesar dan terbanyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat, yaitu Google. Secara market share, di tahun 2022, Google menguasai 85,55 persen  dibandingkan mesin pencari lainnya seperti Baidu, Bing!, Yandex, dan Yahoo.

Baca juga: Praktik Brave Leadership ala Presiden Jokowi

Larry dan Sergey tentu membuat Google dengan passion yang luar biasa. Mereka membuat Google sejak dari bangku kuliah dari ruang asrama yang tidak terlalu luas dan berusaha mendapatkan bahan-bahan baku dengan harga yang terjangkau. Saat pengembangan awal Google, mereka tidak mendapatkan investor. Penolakan tersebut membuat Larry dan Sergey memutuskan untuk menyempurnakan inovasinya. Hasil jerih payah mereka kemudian mulai membuahkan hasil. Mereka mendapatkan investor, termasuk dari pendiri Amazon, Jeff Bezos. Apa yang membuat Larry Page dan Sergey Brin bisa sukses menciptakan Google adalah semangat dan fokus mereka yang luar biasa. Mereka hanya fokus bagaimana membuat inovasi yang berdaya guna. Mereka terus belajar, menyempurnakan produknya, dan akhirnya memetik hasil yang luar biasa.

Semua inovasi yang telah masyarakat nikmati merupakan buah jerih payah dari seorang thought leader. Mereka terpaku pada satu hal, berusaha memecahkan masalah, dan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. Berbagai riset juga menunjukkan manfaat dari thought leadership. Riset dari Magno & Cassia (2020) menemukan bahwa mendemonstrasikan thought leadership membantu memelihara hubungan pelanggan dan meningkatkan performa merek. Selain itu, dengan brand yang konsisten membagikan konten-konten yang original, brand menunjukkan keahliannya di suatu bidang, yang membuat mereka tetap relevan di mata masyarakat.

Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan CEO Tesla Inc, yang juga pendiri Space X di Boca Chica, Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/5/2022).Dokumentasi Sekretariat Kabinet Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan CEO Tesla Inc, yang juga pendiri Space X di Boca Chica, Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/5/2022).
Goldman Sachs, salah satu perusahaan investasi terkemuka, menggunakan konsep thought leadership sebagai strategi bisnis mereka. Mereka menggaungkan konsep BRICs, yang merujuk pada aliansi negara-negara yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, dan China. Menurut Bourne (2015) yang meneliti tentang strategi Goldman Sachs ini, dengan thought leadership, mereka berhasil mempromosikan kepastian dalam keterampilan dan pengalaman perusahaan, membuka jalan bagi produk dan proses baru, perluasan pasar, dan keuntungan perusahaan.

Melihat dari latar belakang tersebut, keberadaan thought leader sangat penting, terutama di masa sekarang. Jika melihat dari konteks problematika global, ada banyak permasalahan terjadi di dunia sekarang, baik itu di tingkat nasional maupun internasional. Saya yakin teman-teman sudah mengetahui apa saja masalah tersebut. Akan tetapi, yang masih belum terlihat adalah lahirnya solusi yang inovatif. Solusi yang bisa membawa kita menuju masa depan yang lebih baik. Masalah yang ada di depan mata saat ini adalah perubahan iklim, yang berdampak secara global. Perubahan iklim membutuhkan solusi yang inovatif.

Namun, yang cukup disayangkan adalah rendahnya tingkat kepercayaan pada pemimpin. Pada tahun 2022, studi dari Odgers Berndtson, perusahaan konsultan kepemimpinan menemukan bahwa hanya 42 persen responden percaya terhadap pemimpinnya. Angka ini meningkat dari dua tahun sebelumnya, yakni 24 persen. Meskipun itu menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, tetapi di bawah 50 persen merupakan hasil yang cukup mengkhawatirkan.

Dari segi konten, Edelman dan LinkedIn pada tahun 2021 melakukan studi tentang dampak thought leader terhadap persepsi dan perilaku pembelian para pembuat keputusan B2B. Sebanyak empat dari 10 pemimpin bisnis mengatakan bahwa ada terlalu banyak konten tentang thought leadership. Selain itu 71 persen di antaranya mengemukakan bahwa hanya kurang dari setengah artikel yang memberikan wawasan yang berharga.

Hal yang cukup mengkhawatirkan lainnya adalah bahwa hanya 38 persen responden yang berkata bahwa pemimpin seniornya memiliki kecerdasan emosi yang baik. Selain itu, hanya 42 persen responden menegaskan pemimpin seniornya memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Terakhir, hanya 44 persen yang percaya bahwa kemampuan berpikir strategis dimiliki oleh pemimpin mereka. Mengapa tiga hal itu saya highlight? Karena ketiga hal itu penting bagi thought leader. Kecerdasan emosi membuat pemimpin bisa menggerakkan anggotanya untuk berinovasi. Pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik bisa mengomunikasikan apa harapan dan visinya dengan jelas.

Terkait kemampuan berpikir strategis, ini penting bagi seorang inventor. Inovasi yang mereka lakukan merupakan hasil dari pemikiran strategisnya. Mereka melihat apa yang dibutuhkan dan melakukan assessment apakah inovasinya bisa berdampak luas ke masyarakat. Hasil riset di atas sedikit banyaknya menunjukkan potret thought leadership di masyarakat. Mereka tidak begitu percaya terhadap pemimpinnya bisa menavigasi organisasi untuk menyambut era yang disruptif. Indeks kepercayaan yang masih rendah ini bisa memengaruhi performa organisasi secara keseluruhan.

Oleh karena itu, menjadi sebuah urgensi untuk memiliki thought leader yang mumpuni dan memiliki kualitas-kualitas sebagai seorang inventor. Banyak thought leader akan membuat masalah yang dialami masyarakat menjadi berkurang dengan inovasi yang mereka buat.

Dampak dan potensi thought leader di Indonesia

Dunia ini membutuhkan lebih banyak sosok pemimpin inventor seperti Larry Page, Bill Gates, Elon Musk, dan Steve Jobs. Pemikiran dan inovasi mereka telah dinikmati oleh masyarakat luas. Terlebih, ketika melihat kondisi dunia sekarang, thought leadership menjadi sesuatu yang jarang kita temui sekarang.

Menurut studi dari Edelman di tahun 2020, sebanyak 89 persen pengambil keputusan percaya bahwa thought leadership efektif dalam meningkatkan persepsi mereka tentang sebuah organisasi. Namun begitu, hanya 17 persen dari mereka yang menilai kualitas sebagian besar thought keadership yang mereka baca sebagai sangat baik. Berbagai masalah yang terjadi dan data-data riset di atas menjadi momentum bagi kita untuk bertransformasi menjadi thought leader. Bagi saya, semua thought leader memiliki dua kesamaan: mereka memiliki pandangan yang berbeda dan fokus merealisasikan apa yang diimajinasikannya. Steve Jobs pernah mengatakan bahwa “The people who are crazy enough to think they can change the world, are the ones who do.

Indonesia sangat beruntung memiliki banyak thought leader, khususnya di kalangan anak muda. Contohnya adalah kitabisa.com. Kitabisa.com tidak akan ada apabila Muhammad Al-Fatih tidak memiliki semangat untuk membangun platform ini. Terlebih, semangat membangun kitabisa.com adalah supaya bisa membantu banyak orang. Dan dampaknya sudah kita rasakan, di mana banyak orang menggalang donasi melalui platform kitabisa.com

Ada beberapa contoh lain selain Muhammad Al-Fatih. Mereka mungkin tidak menciptakan platform, tetapi berani menjadi pribadi yang otentik dan menyuarakan kegelisahannya. Koneksi Indonesia inklusif yang didirikan oleh Marthella Rivera adalah contoh nyata thought leader karena tahu apa yang ingin disuarakan, yakni disabilitas. Misinya adalah ingin membangun ekosistem yang inklusif bagi teman-teman disabilitas. Begitu juga dengan Alamanda Shantika. Dia gelisah melihat pertumbuhan start-up yang cepat, tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu, dia mendirikan Binar Academy di tahun 2016. Masih jarang ada institusi atau platform yang fokus mengembangkan SDM di bidang digital.

Sudah banyak inisiator dan pemimpin muda yang berhasil meluaskan akses pendidikan dengan platform buatan mereka. Mereka bermimpi untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan terjangkau tetapi berkualitas bagi seluruh masyarakat. Setelah beberapa tahun berdiri, banyak juga yang sudah berhasil memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat.

Pemuda/i di atas telah menunjukkan keberanian merealisasikan gagasannya. Namun, Indonesia butuh lebih banyak anak muda yang otentik dan berani merealisasikan gagasannya. Semakin banyak anak muda yang bergerak dan menyuarakan kegelisahannya, maka dampak yang dihasilkan kepada masyarakat semakin besar. Semakin banyak perubahan yang bisa kita hasilkan untuk masyarakat. Terlebih, kita memiliki cita-cita untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Untuk menjadi seorang thought leader, pertama dan yang paling penting adalah kita perlu menemukan “suara” kita. Maksudnya suara kita adalah bentuk kepedulian kita terhadap suatu isu. Misalnya, jika kita peduli dengan bagaimana mengurangi dan mengolah sampah plastik, kita bisa mulai membangun “suara” kita. Kita bisa mulai bersuara terhadap isu-isu yang bersinggungan dengan sampah plastik.

Kepedulian kita nantinya yang membuat kita bisa mengomunikasikan apa yang kita pedulikan dan memikirkan bagaimana berkontribusi di isu tersebut, serta menampilkan diri kita secara genuine dan otentik. Menurut saya, berbagai cara bisa dilakukan asal kita konsisten menyuarakan isu yang memang kita pedulikan. Lambat laun, masyarakat akan menilai bahwa kita memang benar-benar peduli, bukan sekadar ikut arus. Itulah yang membuat thought leader menjadi pemimpin yang berbeda dari yang lain.

Bagi saya, thought leader itu harus berprinsip 4M, yaitu mempermudah, menggerakkan, memperkuat, dan mempercepat. Mempermudah artinya bahwa sebagai pemimpin, kita perlu menghasilkan inovasi yang bisa mempermudah masyarakat dalam beraktivitas. Kitabisa.com adalah contoh bagaimana berdonasi menjadi semakin mudah.

Kemudian menggerakkan. Menggerakkan di sini adalah bagaimana kita mengondisikan circle kita atau orang lain untuk bergerak melakukan perubahan yang berdampak. Gagasan hanya berdampak jika diimbangi dengan pergerakan dan aksi-aksi nyata. Itulah esensi dari menggerakkan. Memperkuat dalam konteks thought leadership adalah bagaimana kita menguatkan kapasitas yang kita miliki dan orang-orang di sekitar kita. Untuk melakukan aksi nyata, kita harus terus belajar agar kita bisa menyelesaikan berbagai problematika. Dengan kita meningkatkan kapasitas, kita bisa memberdayakan banyak orang.

Terakhir adalah mempercepat. Mempercepat lebih kepada bagaimana kita mengakselerasi perubahan di dalam masyarakat. Misalnya mengubah taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik atau mempercepat penciptaan ekosistem yang inklusif di masyarakat. Pada intinya, mempercepat perubahan yang ada di masyarakat. Agar Indonesia semakin maju, kita perlu menciptakan lebih banyak thought leader. Jika bicara makro, kita bisa memulainya dari pendidikan. Pendidik perlu memandu murid-muridnya untuk melakukan apa yang dipikirkan, dan mendorong murid-murid untuk berpikir original, tidak terpaku pada keadaan. Justru itulah ciri utama seorang thought leader.

Perguruan tinggi juga perlu menciptakan ekosistem belajar yang inovatif, yang mendorong lahirnya pemikiran baru. Program Kampus Merdeka bisa dioptimalkan untuk menciptakan sumber daya yang inovatif dan mengedepankan originalitas dan otentisitas. Dengan begitu, mereka bisa lebih percaya diri menghadapi tantangan zaman karena telah dibekali dengan kemampuan yang mumpuni.

Singkatnya, menjadi thought leader adalah keharusan di tengah semakin abu-abunya sekat antara ruang digital dengan ruang nyata. Jadi, untuk semua pihak, khususnya institusi pendidikan, mari kita sama-sama menciptakan banyak thought leader untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com