TAHUN 2022 memang tahun harapan bagi Indonesia, usai menurunnya statistik jumlah populasi yang terinfeksi wabah Covid-19 dibanding tahun lalu.
Meskipun kita semua tahu, negeri ini masih dihantui banyak krisis, di antaranya isu global yang merembes ke Tanah Air.
Yakni, krisis energi dan perubahan iklim ekstrem serta konflik teritori geo-politik dunia sampai menyoal ketahanan pangan yang salah satu indikasinya: meroketnya harga-harga kebutuhan pokok lokal.
Di sektor kreatif, seni dan arsitektur dalam perspektif kultural telah menggeliat bangkit. Dari catatan penulis, awal 2022 masih tersisa ingatan adanya polemik nasional -- atau dinamika dialektika publik-pemerintah; dengan ditetapkannya desain Istana Presiden berwujud Burung Garuda Mengepakkan Sayap di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) oleh seniman patung Nyoman Nuarta.
Nuarta dianggap kurang mumpuni oleh sebagian pakar desain bangunan, akademisi, arsitek dan sejumlah organisasi profesi seperti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Nuarta dikritik apakah ia bisa mewakili keahlian menganalisa dan merancang desain bangunan berstruktur beton bertulang, rangka baja, dan sistem pondasi,--yang menurut Nuarta, karya desainnya semuanya memiliki akar tradisi arsitektur kolonial.
Mereka, para profesional dan akademisi serta elemen masyarakat menuntut diadakannya sayembara nasional untuk rancang-bangun kawasan Kompleks IKN.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera bertindak cepat, mengumumkan diselenggarakannya sayembara arsitektur untuk meredam polemik.
Kementerian PUPR bergerak gesit melakukan Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung di kompleks IKN selain Istana Presiden.
Pada 18 Juli lalu, terpilih para juara dengan sebelumnya mengabarkan sistem open call ke publik dari sayembara tersebut yang diikuti oleh ratusan peserta firma arsitek, perkumpulan-perkumpulan desainer rancang-bangun independen dan para profesional dari seluruh Tanah Air.
Empat Kawasan dalam Kompleks yang disayembarakan menurut penulis—yang mencuri perhatian, salah satunya adalah Kawasan Istana Wakil Presiden.
Ada keistimewaan dari juara ketiga, yakni firma Arsitek Budi Pradono (BPA Studio) telah terpilih dengan proposal desain lima zonasi atau “tawaran lima mantra arsitektural” yang unik.
Kompleks Istana Wapres merupakan salah satu simbol negara penting yang secara struktur Tata-Kawasan yang dirancang berintegrasi dengan Komplek Istana Presiden di IKN.
Kedua kompleks bangunan Wapres dan Presiden seolah berelasi satu dan lainnya sebagai Dwi Tunggal dalam konteks imajinasi negara dan bangsa Indonesia.
Sebagai sebuah simbol, kawasan Istana Presiden menjadi elemen tetenger/penanda atau landmark yang mencerminkan Negara dan Ibu Kota Negara.
Maka Istana Wakil Presiden sebagai sebuah simbol negara seperti juga Presiden merupakan representasi dari negara, dengan kewibawaan memimpin dan ketegasan dan keadilan untuk kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Menurut Budi Pradono, desain ini disebut sebagai Dwiarya Wibawa.
Selanjutnya, bangunan Kompleks Gedung Kesekretariatan, kemudian kompleks Gedung Kantor Wapres dan akhirnya Kompleks Rumah Kediaman/Rumah Dinas Wapres berada di sisi utara barat laut.
Setiap kompleks bangunan memiliki akses tersendiri. Terakhir adalah bangunan pendukung khusus untuk Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres), yang berbentuk setengah lingkaran mengikuti bentuk keseluruhan integrasi yang bulat.
Bangunan Paspampres berada di tengah dan memiliki akses keseluruh bagian dari kompleks, termasuk landasan helikopter.
Kawasan Istana Wapres dirancang untuk terselenggaranya pertemuan-pertemuan kenegaraan. Ide dasarnya berbentuk oval yang memiliki simbolisasi bunga Rafflesia Arnoldi yang memiliki kelopak lima yang sedang mekar.
Bangunan dikelilingi reflecting pond-taman reflektif; tentang perlambang kejernihan hati dan pikiran.
Kompleks ini memuat ruang-ruang penunjang dan area perpustakaan maupun galeri khusus yang merepresentasikan para mantan Wakil Presiden yang telah purna tugas.
Taman Bunga di Istana Presiden dijadikan wahana bagi masyarakat untuk mengimajinasi dan sarana hiburan dan edukasi historisitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.