Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) telah menetapkan Omicron BA.2.75 sebagai subvarian dalam pantauan pada Kamis (7/7/2022).
Penetapan ini mengindikasikan bahwa subvarian baru tersebut bisa lebih menular.
Dilansir dari The Guardian (15/7/2022), ahli virologi mengungkapkan bahwa Omicron BA.2.75 telah menyebar dengan cepat hingga ke Inggris. Bahkan varian baru ini juga telah terdeteksi di 10 negara lainnya, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jerman, dan Kanada.
Sebelumnya, Omicron BA.2.75 atau yang disebut dengan "Centaurus" ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei 2022.
Ahli virologi University of Leeds Dr Stephen Griffin mengungkapkan bahwa Omicron BA.2.75 memiliki kandungan mutasi ekstra yang kemungkinan besar telah berevolusi.
"Ini bisa berarti bahwa ia memiliki kesempatan untuk mengembangkan keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang sudah sukses," ungkapnya.
Baca juga: Ini Kelompok Rawan Berisiko Bergejala Terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5
Dilansir dari Livemint, Jumat (15/7/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Omicron BA.2.75 merupakan subvarian yang sulit dilacak.
Pejabat WHO Maria Van Kerkhove menjelaskan, pihaknya mengalami kesulitan untuk melacak subvarian baru itu lantaran berkurangnya pengawasan Covid-19 di dunia.
"Kemampuan kami untuk melacak varian bergantung pada pengawasan virus, pengujian yang sedang berlangsung, dan urutan yang dilakukan dan dibagikan sehingga para ilmuwan di seluruh dunia dunia dapat mengaksesnya," jelasnya.
"Dan kemampuan kami untuk melacak virus COVID berkurang dan itu karena pengawasan telah berkurang secara signifikan secara global," imbuh Maria.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang mnegatakan bahwa pengawasan kasus Covid-19 di dunia mengalami penurunan yang signifikan.
"Hal ini membuat semakin sulit untuk menilai dampak varian pada penularan, karakteristik penyakit, dan efektivitas tindakan pencegahan," tuturnya.
Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO meningkat 30 persen. Penambahan kasus ini didorong oleh sub-varian Omicron dan pencabutan tindakan pengendalian di sejumlah negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.