Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Selesaikan Sengketa, Ini Misi Jokowi Kunjungi Rusia dan Ukraina

Kompas.com - 01/07/2022, 16:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana berpendapat, misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Rusia dan Ukraina bukan untuk menyelesaikan sengketa kedua negara.

Akan tetapi, dalam rangka menghadirkan gencatan senjata, utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia.

"Jadi misi Presiden bukan untuk menyelesaikan sengketa ya, tapi terciptanya gencatan senjata," ujar Hikmahanto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/7/2022) siang.

Ia menilai, Jokowi sosok yang cerdas untuk menghadirkan gencatan senjata dengan gambaran besar akan terjadi krisis pangan di negara-negara berkembang karena perang berdampak pada rantai pasokan gandum dan pupuk.

Kendati demikian, gencatan senjata tidak akan dirasakan langsung, tetapi perlahan-lahan akan berkurang.

"Nanti kita akan lihat Ukraina bisa lakukan ekspor gandum dan Rusia juga bisa ekspor pupuk ke negara-negara berkembang," jelasnya.

Baca juga: Hasil Pertemuan Jokowi dan Putin di Moskow Rusia

Perang harus dihentikan!

Hikmahanto melihat, esensi Jokowi adalah ingin menyampaikan, terlepas dari pihak-pihak yang terlibat dalam perang, termasuk kepada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, "Bahwa perang akan membawa penderitaan pada rakyat banyak di negara berkembang dan karenanya perang harus dihentikan," ucapnya.

Menurutnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin merasa antusias atas kehadiran Jokowi.

Sebab, kedua negara sama-sama telah lelah dalam berperang.

"Bagi Rusia mereka butuh Presiden Jokowi agar mereka memiliki alasan untuk menghentikan serangan. Rusia tidak ingin mengulangi kebodohan AS yang keluar secara tiba-tiba dari Afghanistan," kata Hikmahanto.

Baca juga: Jokowi, Lika-liku Konflik Rusia-Ukraina, dan Harapan Perdamaian dari Indonesia

Indonesia tak memiliki kepentingan apa pun

Sebelumnya telah diberitakan, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia tak memiliki kepentingan apa pun dalam konstelasi perang Ukraina-Rusia.

Hal itu disampaikannya dalam keterangan pers bersama Presiden Vladimir Putin usai pertemuan keduanya di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022).

"Saya sampaikan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan pupuk energi dapat segera diperbaiki. Karena ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang, bahkan miliaran manusia," tegas Jokowi, dilansir dari tayangan siaran langsung KompasTV, Kamis malam.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama.

"Hanya dengan spirit itulah perdamaian dapat dicapai. Terima kasih Presiden Putin, terima kasih," tambahnya.

Baca juga: Agenda Jokowi Sehari di Ukraina, Bertemu Zelensky dan Undang ke KTT G20

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com