Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: Partai Gelora, Pendatang Baru Paling Dikenal

Kompas.com - 21/06/2022, 15:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi debut bagi sejumlah nama partai-partai baru.

Untuk melihat peluang partai-partai baru ini, Litbang Kompas menggelar survei yang berlangsung pada 26 Mei-4 Juni 2022.

Survei ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 24 provinsi.

Tingkat kepercayaan metodei ini mencapai 95 persen dengan margin of error penelitian sekitar 2,8 persen.

Hasilnya, mayoritas responden survei belum banyak mengetahui nama-nama partai politik baru. Kelompok responden ini berada di angka 78,9 persen.

Selanjutnya, hanya 21,1 persen responden yang mengetahui partai politik baru, turun dari survei Januari yang mencapai 28,2 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PDI-P Teratas, Disusul Gerindra-Demokrat

Popularitas Partai Gelora

Ratusan bendera partai politik terpasang di pinggir jalan di kawasan Karangrejo, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (8/2). Menjelang pemilu, partai politik melakukan sosialisasi, salah satunya pemasangan bendera partai secara masif di berbagai sudut kota.KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Ratusan bendera partai politik terpasang di pinggir jalan di kawasan Karangrejo, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (8/2). Menjelang pemilu, partai politik melakukan sosialisasi, salah satunya pemasangan bendera partai secara masif di berbagai sudut kota.

Survei Litbang Kompas mencatat, Partai Gelora menjadi partai yang paling banyak dikenal dan memiliki popularitas tertinggi.

Partai yang dipimpin oleh Anis Matta ini mendapat popularitas sebesar 7,8 persen pada survei Juni 2022.

Dalam dua survei sebelumnya (Oktober 2021 dan Januari 2022), Partai Gelora konsisten lebih populer dibandingkan partai baru lainnya.

Bahkan popularitas Partai Gelora mencapai 8,4 persen pada survei Januari 2022, jauh lebih tinggi dari survei Oktober 2021 yang hanya memperoleh 4,3 persen.

Selain Partai Gelora, dua partai baru lainnya juga memiliki popularitas lebih banyak, yaitu Partai Masyumi Reborn dan Partai Ummat.

Hasil survei mencatat, Partai Masyumi Rebron memiliki popularitas sebesar 4,6 persen dan 3,3 persen untuk Partai Ummat.

Untuk partai baru lainnya, mereka memiliki popularitas yang jauh di bawah ketiga partai tersebut.

Popularitas partai politik baru menurut survei Litbang Kompas, Juni 2022

  • Partai Gelombang Rakyat (Gelora): 7,8 persen
  • Partai Masyumi: 4,6 persen
  • Partai Indonesia Damai (PID): 0,9 persen
  • Partai Ummat: 3,3 persen
  • Partai Nusantara: 0,7 persen
  • Partai Usaha Kecil Menengah (PUKM): 1,1 persen
  • Partai Rakyat Adil Makmur (Prima): 0,8 persen
  • Partai Solidaritas Indonesia (PSI): 0,3 persen
  • Partai Era Masyarakat Sejahtera (Emas): 0,2 persen
  • Partai Negeri Daulat Indonesia (Pandai): 0,6 persen
  • Partai Indonesia Terang (PIT): 0,6 persen.

Elektabilitas partai menurut survei Litbang Kompas, Juni 2022

  • PDI-P: 22,6 persen
  • Gerindra: 12,5 persen
  • Demokrat: 11,6 persen
  • Golkar: 10,3 persen
  • PKB: 5,4 persen
  • PKS: 5,4 persen
  • Nasdem: 4,1 persen
  • PAN: 3,6 persen
  • PPP: 2 persen
  • Perindo: 3,3 persen
  • Hanura: 1,0 persen
  • PSI: 0,7 persen
  • PBB: 0,4 persen
  • Garuda: 0,2 persen
  • Berkarya: 0,1 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Kepuasan dan Keyakinan terhadap Kinerja Pemerintah Tak Sejalan Latar Belakang Pilihan Politik

 

Dongkrak popularitas

Karena masih minimnya pengetahuan publik, Litbang Kompas menilai bahwa mendongkrak popularitas harus menjadi agenda utama partai-partai baru ini.

Sebab memori pilihan publik terhadap partai masih didominasi oleh partai-partai politik lama. Hal itu menjadi tantangan yang tidak mudah bagi partai politik baru. 

Karena itu kerja-kerja sosialisasi dan kampanye ke publik mau tidak mau perlu dilakukan partai baru agar mendapatkan tempat dalam memori publik. 

Sebab, rendahnya popularitas nantinya akan berdampak pada tingkat keterpilihan partai.

Selain itu, partai-partai baru ini juga menghadapi tantangan lainnya, yaitu lolos verifikasi administrasi dan faktual.

Litbang Kompas menilai, partai-partai baru umumnya gagal melewati tahap verifikasi karena semakin berat syarat yang harus dipenuhi.

Meski demikian, partai-partai baru ini tetap memiliki peluang.

Sejarah pernah mencatat, partai-partai baru yang ikut pemilu berhasil merebut kursi di parlemen, khususnya di awal reformasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Tren
Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Tren
Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Tren
Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Jepang Tarik Produk Suplemen Penurun Kolesterol Usai Sebabkan 2 Orang Meninggal

Tren
Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Tren
Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Tren
Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Tren
Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Tren
Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Tren
Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Tren
Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Tren
Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Tren
Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Tren
Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan 'Crazy Rich' PIK Helena Lim

Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan "Crazy Rich" PIK Helena Lim

Tren
Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com