Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Heboh Harga Tiket Borobudur

Kompas.com - 09/06/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KEPALA Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, merasa khawatir umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah yang merupakan "rakyat kecil" bakal kesulitan ke Candi Borobudur jika harga tiket naik menjadi Rp 750.000.

Bhikku Sri Pannyavaro mengusulkan jika memang untuk konservasi dan pengunjung yang naik dibatasi 1.200 orang per hari, maka bisa dilakukan pendaftaran online.

Sehingga tidak hanya yang berduit saja yang bisa naik ke Candi Borobudur.

Ternyata kekhawatiran Bhikku Sri Pannayavaro didengar oleh pemerintah maka terberitakan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah sepakat dengan Menteri Koordinator Investasi dan Maritim, Luhut Binsar Panjaitan untuk menunda kenaikan harga tiket Candi Borobudur.

Meski bukan umat Budhha, saya sepenuhnya dapat ikut merasakan perasaan Bhikku Sri Pannyavaro, maka saya sangat berterimakasih kepada mas Ganjar dan pak Luhut yang telah terbukti berkenan mendengarkan amanat penderitaan rakyat kecil yang tidak mampu membayar tiket naik Borobudur sebesar Rp 750.000.

Tidak perlu kita repot membandingkan Borobudur dengan Angkor Watt, Taj Mahal, Al Hambra, Abu Simbel, Teotihuacan atau Macchu Pichu sebab lain padang lain belalang maka lain Indonesia, lain Kamboja, lain India, lain Spanyol, lain Mesir, lain Meksiko atau lain Peru.

Masing-masing negara dan bangsa memiliki nilai kebudayaan yang tidak layak begitu saja diseragamkan satu dengan lain-lainnya.

Berdasar keluhan Bhikku Sri Pannyavaro dapat disimpulkan bahwa tampaknya pemerintah memang belum bermusyawarah-mufakat dengan pihak yang paling berkepentingan dengan Candi Borobudur, yaitu masyarakat Indonesia yang menganut Budhhisme untuk bersama mempertimbangan harga tiket naik Candi Borobudur.

Maka kebijakan apa pun terkait Candi Borobudur jelas akan lebih bijak apabila ditangani selaras sila ke empat Pancasila, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam Permusyawaratan/Perwakilan secara bersama antara pemerintah dengan rakyat khususnya dalam konteks kasus Borobudur adalah masyarakat umat Buddha di Indonesia.

Meski bukan umat Buddha, saya kebetulan cukup tahu bahwa di antara umat Buddha di Indonesia terdapat cukup banyak para tokoh pengusaha terkemuka yang tergolong bukan hanya kaya namun bahkan maha kaya raya.

Dapat diharapkan apabila diajak, para beliau pasti siap meringankan beban pemerintah secara tut wuri handayani ikut memikul biaya perawatan Candi Borobudur.

Berbekal semangat gotong royong demi mewujudkan makna luhur sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Untuk Seluruh rakyat Indonesia menjadi kenyataan, pihak pemerintah bersama tokoh umat Buddhisme dapat mengatur manajemen anggaran biaya sedemikian rupa sehingga tidak perlu mendongkrak harga tiket naik Candi Borobudur menjadi terlalu tinggi sehingga tidak hanya yang berduit saja yang bisa naik ke puncak Candi Borobudur. MERDEKA !

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Syarat dan Ketentuan Beasiswa LPDP 2023 untuk Kuliah ke Luar Negeri

Syarat dan Ketentuan Beasiswa LPDP 2023 untuk Kuliah ke Luar Negeri

Tren
Viral, Video Matahari Terbit dan Bulan Tenggelam dalam Waktu Bersamaan di Papua, Ini Penjelasan BRIN

Viral, Video Matahari Terbit dan Bulan Tenggelam dalam Waktu Bersamaan di Papua, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Evakuasi Pria 300 Kg di Tangerang: Jebol Pintu, Angkat Pakai Forklift, dan Diantar Pikap

Evakuasi Pria 300 Kg di Tangerang: Jebol Pintu, Angkat Pakai Forklift, dan Diantar Pikap

Tren
Beredar Tampilan Web untuk Cek Hasil Seleksi UTBK-SNBT 2023, SNPMB: Pengumuman Saja Belum

Beredar Tampilan Web untuk Cek Hasil Seleksi UTBK-SNBT 2023, SNPMB: Pengumuman Saja Belum

Tren
Air Dicampur Pemutih Pakaian Disebut Bisa Hasilkan Cahaya Lampu 55 Watt, Benarkah?

Air Dicampur Pemutih Pakaian Disebut Bisa Hasilkan Cahaya Lampu 55 Watt, Benarkah?

Tren
Simak, Ini Cara agar Foto KTP Terlihat Bagus Menurut Dirjen Dukcapil

Simak, Ini Cara agar Foto KTP Terlihat Bagus Menurut Dirjen Dukcapil

Tren
Tekanan Darah Rendah pada Anak: Penyebab dan Gejalanya

Tekanan Darah Rendah pada Anak: Penyebab dan Gejalanya

Tren
Sudah Jadi Tersangka, Ini Fakta Kasus Penipuan iPhone Rihana-Rihani

Sudah Jadi Tersangka, Ini Fakta Kasus Penipuan iPhone Rihana-Rihani

Tren
Silaturahmi Akbar Paguyuban Asep Dunia di Garut, Target Peserta 5.000 Asep

Silaturahmi Akbar Paguyuban Asep Dunia di Garut, Target Peserta 5.000 Asep

Tren
Tukang Parkir Pukul Pelanggan Minimarket di Bogor, Tak Terima Dikasih Uang Rp 400

Tukang Parkir Pukul Pelanggan Minimarket di Bogor, Tak Terima Dikasih Uang Rp 400

Tren
Mengenal Raudhah, Tempat Mulia di Antara Rumah dan Mimbar Rasulullah SAW

Mengenal Raudhah, Tempat Mulia di Antara Rumah dan Mimbar Rasulullah SAW

Tren
Detik-detik Pria Rusia Tewas Diserang Hiu di Laut Merah, Mesir

Detik-detik Pria Rusia Tewas Diserang Hiu di Laut Merah, Mesir

Tren
Kapan Idul Adha 2023? BRIN dan BMKG Ungkap Potensi Keterlihatan Hilal

Kapan Idul Adha 2023? BRIN dan BMKG Ungkap Potensi Keterlihatan Hilal

Tren
Gagal Verifikasi Wajah Saat Test Rekrutmen BUMN, Ini Penjelasan FHCI

Gagal Verifikasi Wajah Saat Test Rekrutmen BUMN, Ini Penjelasan FHCI

Tren
Cara Ganti Password Akun TikTok, Praktis dan Mudah

Cara Ganti Password Akun TikTok, Praktis dan Mudah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com