Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Rilis 10 Panduan agar Hewan Kurban Tidak Terpapar PMK

Kompas.com - 04/06/2022, 11:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sebagai contoh, di Kabupaten Bandung, sebanyak 1.276 ekor hewan ternak berkaki empat telah terkena PMK, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

Sementara itu, di Lombok, 7.488 hewan ternak terinfeksi PMK.

PMK juga dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD). Jenis penyakit ini disebabkan dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus, yakni Aphtaee epizootecae.

Dikutip dari laman DKPP Jawa Barat, terdapat sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar hewan ternak tidak terkena PMK.

Cara untuk mencegah penularan PMK tersebut di antaranya adalah melakukan biosekuriti barang, kandang, karyawan peternakan, tamu kunjungan, kendaraan, dan ternak.

Baca juga: Indonesia Pernah Dinyatakan Bebas PMK, Mengapa Penyakit Itu Datang Lagi?

Pencegahan PMK dengan biosekuriti barang

Adapun cara mencegah menularan virus PMK sapi dan kambing dengan biosekuriti barang, yakni:

  • Disposal: pemusnahan barang-barang yang terkontaminasi.
  • Dekontaminasi: semua barang yang masuk kendang perlu disanitasi dengan melakukan desinfeksi, fumigasi atau disinari lampu ultra violet.

Lalu, biosekuriti kandang yang meliputi:

  • Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan secara berkala setelah selesai dipakai.
  • Melakukan desinfeksi lingkungan sekitar kandang secara berkala.
  • Melakukan dekontaminasi yakni: mencuci kandang, peralatan, kendaraan, dan bahan-bahan lain yang memungkinkan bisa menularkan PMK dengan deterjen atau disinfektan.

Selanjutnya, cara mencegah penyebaran PMK, yakni biosekuriti pada karyawan peternakan yang meliputi:

  • Karyawan wajib masuk ke ruang semprot disinfektan.
  • Karyawan yang masuk kadang harus ganti baju lengkap dengan seragam (APD), sepatu boot, dan masker.

Sementara itu, biosekuriti tamu kunjungan, yakni:

  • Tamu yang masuk ke kandang harus ganti baju lengkap dengan seragam lengkap (APD), sepatu boot, dan masker.
  • Tamu masuk ke kandang melalui biosecurity spraying dan harus melakukan celup kaki dan cuci tangan di tempat disinfektan kandang.

Untuk biosekuriti kendaraan yang perlu dilakukan adalah menyemprot ban dan bagian bawah kendaraan memakai larutan disinfektan atau melalui bak dipping kendaraan.

Baca juga: Daging Ternak yang Tertular PMK Bisa Dikonsumsi, tapi dengan Cara Ini…

Biosekuriti ternak

Adapun biosekuriti ternak yang perlu dilakukan sebagai berikut:

  • Setiap ternak yang baru masuk ke lokasi peternakan perlu ditempatkan terlebih dulu di kandang karantika/isolasi selama 14 hari dan dilakukan pengamatan yang intensif terhadap gejala penyakit.
  • Jika terdapat gejala klinis penyakit, maka segera pisahkan dan dimasukkan ke kandang isolasi dan ditangani lebih lanjut oleh petugas kesehatan hewan dan dilaporkan pada dinas peternakan setempat.
  • Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans.
  • Pemotongan hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK.
  • Musnahkan bangkai, sampah, serta seluruh produk hewan pada area yang terinfeksi.
  • Pelarangan pemasukan ternak baru dari daerah tertular.
  • Untuk peternakan yang dekat daerah tertular maka ada anjuran untuk melaksanakan vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant.
  • Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.

Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak

Taufik Hidayat Daulay mengisi alat suntik dengan vitamin dan obat untuk menyembuhkan sapinya yang terjangkit PMK. Obat, vitamin dan alat-alat ini dibelinya sendiri hingga menghabiskan lebih dari Rp 15 juta.KOMPAS.COM/DEWANTORO Taufik Hidayat Daulay mengisi alat suntik dengan vitamin dan obat untuk menyembuhkan sapinya yang terjangkit PMK. Obat, vitamin dan alat-alat ini dibelinya sendiri hingga menghabiskan lebih dari Rp 15 juta.

Gejala PMK

Terdapat sejumlah gejala PMK yang muncul pada hewan ternak baik sapi maupun kambing.

Pada sapi gejala PMK adalah sebagai berikut:

  • Terdapat demam (pyrexia) hingga mencapai 41derajat celsius dan menggigil.
  • Mengalami anorexia (tidak nafsu makan).
  • Penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari.
  • Keluar air liur berlebihan (hipersativasi).
  • Saliva terlihat menggantung, air liur berbusa di lantai kandang.
  • Pembengkakan kelenjar submandibular.
  • Hewan lebih sering berbaring.
  • Luka pada kuku dan kukunya lepas.
  • Menggeretakan gigi, menggosokkan mulut, leleran mulut, suka menendangkan kaki (efek ini disebabkan karena vesikula atau lepuhan pada membran mukosa hidung dan bukal, lidah, nostril, moncong, bibir, puting, ambing, kelenjar susu, ujung kuku, dan sela antar kuku).
  • Terjadi komplikasi berupa erosi di lidah dan superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen.
  • Mengalami myocarditis dan abotus kematian pada hewan muda.
  • Kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.

Baca juga: Lebih dari 1.200 Ternak di Jatim Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, Kementan Pertimbangkan Lockdown

Kemudian, pada domba atau kambing gejala PMK antara lain:

  • Lesi kurang terlihat, atau lesi pada kaki bisa juga tidak terlihat.
  • Lesi/lepuh pada sekitar gigi domba.
  • Kematian pada hewan muda.
  • Keluar air liur berlebihan (hipersativasi).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com