KOMPAS.com - Penyakit kanker merupakan penyakit kompleks yang disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari genetika hingga gaya hidup.
Faktor gaya hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh, sehingga menghasilkan bahan kimia yang menyebabkan kanker.
Hal ini berkaitan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan yang bisa memicu penyakit kanker.
Dilansir dari Medical News Today, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), WHO menyatakan, bahan kimia natrium nitrit di dalam makanan olahan bisa memicu terjadinya kanker.
Nitrat dan nitrit merupakan senyawa yang terjadi secara alami dalam tubuh manusia dan beberapa makanan, seperti sayuran.
Bahan kimia ini juga kerap ditemukan di makanan olahan untuk proses pengawetan, sehingga makanan bisa bertahan lama, misalnya daging sapi olahan.
Baca juga: Cara Mengenali Gejala Kanker Payudara, Bisa Menyerang Pria dan Wanita
Nitrat dan nitrit merupakan dua senyawa yang berbeda. Nitrat terdiri dari satu atom nitrogen dan tiga atom oksigen. Nitrit terdiri dari satu atom nitrogen dan dua atom oksigen.
Nitrat relatif lembam dan bersifat stabil sehingga tidak mungkin menyebabkan kerusakan. Namun, bakteri di mulut atau enzim dalam tubuh dapat mengubahnya menjadi nitrit, dan ini mungkin berbahaya.
Enzim dalam tubuh itu bisa mengubah nitrat menjadi oksida nitrat dan nitrosamin.
Dilansir dari Health Line, oksida nitrat memberikan manfaat dalam tubuh, seperti menurunkan tekanan darah tinggi hingga anti mikroba. Biasanya, bahan kimia ini diperoleh sari sayuran yang dikonsumsi oleh tubuh.
Sementara, nitrosamin merupakan bahan kimia yang paling sering menyebabkan risiko kanker.
Nitrit yang terkandung di dalam makanan dapat berubah menjadi nitrosamin ketika makanan tersebut dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
Pemanasan suhu tinggi berulang-ulang dapat meningkatkan risiko perubahan nitrit menjadi nitrosamin.
Nitrosamin yang kerap menjadi penyebab kanker ini tidak hanya ditemukan pada makanan olahan daging, tetapi juga bisa ditemukan pada sayuran.
Baca juga: Marshanda Idap Tumor Payudara, Ini Bedanya dengan Kanker Payudara
Nitrat tidak dapat dipecah oleh asam lambung. Sebaliknya, bioma usus Anda dapat memecah nitrat menjadi nitrit, yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti peningkatan risiko kanker.
Dilansir dari Web MD, berikut jenis makanan yang perlu dihindari karena mengandung nitrat yang tinggi:
Ham merupakan sumber nitrat diet tertinggi. Satu porsi 100 gram ham yang diawetkan memiliki sebanyak 890 mikrogram (mcg) nitrat.
Bacon memiliki hingga 380 mcg nitrat per 100 gram berat. Bacon juga sangat tinggi nitrit.
Nitrat dan nitrit cenderung meresap dalam produksi daging yang menyebabkan beberapa merek memberi label kemasan mereka bebas nitrit.
Kendati demikian, bacon bebas nitrit diuji memiliki kandungan nitrat hampir dua kali lipat, hingga 680 mcg per 100 gram.
Hot dog adalah salah satu sumber daging yang paling banyak diproses di pasaran. Rata-rata hot dog mengandung sekitar 50 mcg nitrat per 100 gram daging, yang mengandung sekitar 9 mg nitrit.
Olahanan makanan pada suhu tinggi tidak melulu terjadi pada daging, tetapi bisa juga pada sayuran. Di Indonesia misalnya, proses sayur kol dan terong yang digoreng pada suhu yang tinggi dapat memicu terjadinya kanker.
Kendati demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua daging olahan mengandung nitrit. Sosis Inggris dan Irlandia, misalnya. Sosi di negara tersebut bebas dari nitrit.
Beberapa jenis olahan daging lainnya kini juga bebas nitrit, seperti ham dan bacon.
Konsumen bisa memastikan kandungan nitrat dan nitrit dengan mengamati label makanan. Contoh kandungan nitrat dan nitrit pada label makanan, di antaranya Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Kalium Nitrat, dan Kalium Nitrit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.