Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet dengan Durasi Hari Terlama di Tata Surya

Kompas.com - 29/05/2022, 14:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Matahari terbit setiap pagi di Bumi dan menandai apa yang disebut sebagai pergantian hari.

Pergantian hari juga terjadi di planet lain. Namun hari di planet lain bisa saja lebih singkat ataupun lebih lama dibanding bumi.

Di tata surya, ada planet yang satu harinya mencapai ratusan hari di Bumi.

Planet apa yang memiliki durasi satu hari terlama di tata surya?

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang, mengungkapkan bahwa planet dengan durasi hari terlama di tata surya adalah Venus.

"Betul (Venus), baik sideris maupun sinodis," kata Andi pada Kompas.com, Minggu (29/5/2022).

Dia menjelaskan Venus memiliki periode rotasi sideris dan sinodis. Sinodis diambil dari bahasa latin "syn-nodus", artinya simpul yang sama. Ini merujuk pada konfigurasi yang segaris antara meridian/bujur lokal dan matahari.

Sedangkan sideris diambil dari bahasa Yunani "sidera" yang artinya bintang, ini merujuk pada bintang "tetap" (dalam hal ini Aries/Hamal).

Baca juga: Planet Apa di Tata Surya yang Bisa Mengapung di Air?

Rotasi sinodis Venus mencapai 116 hari. Sedangkan rotasi sideris Venus adalah 243 hari. Periode rotasi itu adalah yang terlama di tata surya.

Jika dibandingkan dengan Bumi, rotasi sinodisnya hanya 24 jam. Sedangkan rotasi siderisnya 23 jam 56 menit 4 detik.

Dilansir Reuters, 3 Mei 2021, menurut sebuah studi, satu rotasi Venus membutuhkan 243,0226 hari Bumi.

Para peneliti itu mempelajari Venus dengan cara mentransmisikan gelombang radio menuju Venus 21 kali dari 2006 hingga 2020 dari Antena Goldstone NASA di Gurun Mojave California dan mempelajari gema radio.

"Setiap pengukuran individu diperoleh dengan memperlakukan Venus sebagai bola disko raksasa. Kami menyinari Venus dengan senter raksasa, radar di Goldstone, dan mengamati pantulan saat mereka menyapu permukaan Bumi," kata profesor astronomi planet UCLA Jean- Luc Margot, yang memimpin penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.

Menurut Margot, Venus adalah laboratorium yang luar biasa untuk memahami pembentukan dan evolusi planet. Dia menambahkan kemungkinan ada miliaran planet mirip Venus di galaksi.

Baca juga: Mengapa di Venus dan Uranus Matahari Terbit dari Barat?

Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa inti planet Venus memiliki diameter sekitar 4.360 mil (7.000 km), sebanding dengan inti Bumi.

Margot mengungkapkan inti planet hampir dipastikan terbuat dari besi dan nikel, meskipun tidak jelas apakah itu padat atau cair.

Venus berputar pada porosnya dengan posisi hampir tegak. Artinya, Venus tidak memiliki musim yang dapat dilihat. Kemiringan Venus menurut studi ini adalah sekitar 2,64 derajat.

Dilansir laman NASA, Venus memiliki ciri berputar berlawanan arah dengan Bumi dan sebagian besar planet lain. Selain itu putarannya juga sangat lambat.

Revolusi Venus atau satu tahun Venus hanya selisih beberapa hari dari rotasi Venus.

Satu hari Venus sekitar 243 hari, sedangkan satu tahunnya 225 hari. Itu berarti bahwa satu hari di Venus sedikit lebih lama dari satu tahun di Venus.

Karena panjang hari dan tahun serupa, satu hari di Venus tidak seperti satu hari di Bumi. Di sini, Matahari terbit dan terbenam sekali setiap hari.

Tapi di Venus, Matahari terbit setiap 117 hari Bumi. Itu berarti Matahari terbit dua kali setiap tahun di Venus, meskipun masih dalam hari yang sama.

Selain itu karena Venus berotasi ke belakang (berlawanan arah dengan planet lain), maka Matahari terbit di barat dan terbenam di timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Menanti Tol Solo-Yogyakarta, Penghubung Dua Kota Mataram, Dukung Perekonomian Lokal

Tren
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh April 2024 dan Keutamaannya

Tren
Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Penelitian Mengungkap Anggapan Masyarakat Mesir Kuno tentang Galaksi Bima Sakti

Tren
Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Manfaat Kelapa Bakar, Apa Bedanya dengan Diminum Langsung?

Tren
Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Catat, Ini 10 Ponsel Pintar dengan Radiasi Tertinggi

Tren
Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Pedagang Taoge di Garut Disebut Jadi Tersangka Usai Membela Diri dan Lawan Preman, Ini Faktanya

Tren
Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Daftar 60 Universitas Terbaik di Indonesia Versi SIR 2024, Ada Kampusmu?

Tren
Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Remaja Siksa Anjing hingga Mati di Jember, Polisi: Masih dalam Proses Penyelidikan

Tren
Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Daftar Ikan yang Boleh Dimakan Penderita Asam Urat dan Kolesterol, Apa Saja?

Tren
Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Gunung Vesuvius yang Lenyapkan Kota Kuno Pompeii Berpotensi Meletus Lagi, Kapan Terjadi?

Tren
Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Pemimpin Dunia Minta Israel Tak Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Tren
Mengenal 'Holiday Paradox', Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Mengenal "Holiday Paradox", Saat Waktu Liburan Terasa Lebih Singkat

Tren
Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Mengenal Amicus Curiae, Dokumen yang Diserahkan Megawati ke MK Terkait Sengketa Pilpres 2024

Tren
Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Bagaimana Cara Kerja Suara dari Sumber Bunyi Mencapai Telinga Anda?

Tren
3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

3 Skenario Serangan Balasan Israel ke Iran, Salah Satunya Incar Fasilitas Nuklir

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com