Oleh: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama
KOMPAS.com - Memori traumatis dari film “Pengkhianatan G30S/PKI” oleh Arifin C. Noer sulit untuk dihilangkan dari benak masyarakat. Sebab, pada era Orde Baru, film ini diwajibkan untuk ditonton oleh seluruh elemen masyarakat termasuk anak-anak setiap tanggal 30 September.
Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi KOMPAS.com, pun memiliki memori traumatis tersebut. Sewaktu muda, ia bersama teman-temannya diwajibkan untuk menyaksikan film tersebut tanpa terkecuali. Isi dari film tersebut dengan jelas menampilkan kekejaman dan kebrutalan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap para pahlawan revolusi Indonesia.
Akhirnya, pada suatu hari, Wisnu menemukan video parodi sulih suara (dubbing) dari cuplikan film tersebut yang diunggah oleh Fluxcup. Ia lantas berterimakasih kepada seniman tersebut dalam episode siniar (podcast) Beginu bertajuk “Ramuan Kritik dari Komedi Fluxcup” karena mampu menghilangkan efek traumatis dari film tersebut.
Selain itu, dalam siniar tersebut Wisnu juga bertanya kepada Fluxcup seputar pergumulan hidup serta bagaimana ia memanfaatkan imajinasinya dalam meramu komedi dan kritik sehingga berhasil menggeser kengerian yang ada dalam film tersebut.
Sebagai informasi, video parodi sulih suara yang diunggah Fluxcup di YouTube ini bernamakan “Rapat Tersesat”. Dalam video berdurasi 3 menit 14 detik tersebut, Fluxcup merekonstruksi suasana rapat sidang yang dipimpin oleh D.N. Aidit, Pemimpin Senior PKI, di malam sebelum tragedi Gerakan 30 September 1965 secara sulih suara dengan sinkronisasi bibir.
Alih-alih memberikan hawa dingin dan mengerikan, suasana rapat sidang yang direkonstruksi ulang oleh Fluxcup ini justru memberikan gelak tawa bagi para penontonnya. Obrolan-obrolan serius yang seharusnya ada di dalam rapat tersebut diganti dengan suara-suara lucu dan rusuh oleh dirinya.
“Ini tuh sebenernya sebuah project, dulu tuh ada salah satu komunitas di Bandung, mereka bikin salah satu project namanya tuh ‘Video Smash’,” ungkap Fluxcup.
Baca juga: Tertawaan atas Produk Gagal di Era Informatika Ala Fluxcup
Fluxcup mengatakan bahwa proyek tersebut berusaha mengontenkan sesuatu hal yang pernah membuat trauma di masa lalu, salah satunya adalah adegan rapat sidang PKI dalam film “Pengkhianatan G30/S PKI” ini. Sampai-sampai, ia masih merasa merinding ketika menyaksikan atau mengingat adegan film itu.
Akan tetapi, demi melaksanakan proyek tersebut dan mengalahkan rasa traumanya, Fluxcup lantas menantang dirinya untuk menyunting adegan film tersebut. “Bayangin, Pak. Ngedit dengan hal satu yang bikin gue trauma, ‘anjir, gue apain ini’. (Pada akhirnya) yaudah, gue dubbing aja,” ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.